Direktur Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid hadir sebagai pembicara dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (Dismed FMB) 9 bertema “Membangun Karakter dan Mental Indonesia” di Ruang Rapat Utama, Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (14/3)
Dalam kesempatan itu Hilmar menyampaikan bahwa revolusi karakter menjadi jantung dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Untuk itu, harus terus ditumbuhkembangkan di tengah masyarakat.
“Gerakan revolusi mental merupakan gerakan yang fenomenal. Dalam kehidupan sehari-hari telah banyak terjadi perubahan.Salah satu contohnya yang terjadi di comnuter line (kereta api jabodetabek) di mana saat ini sudah dinilai lebih baik dari sebelumnya,” ujar Hilmar.
Hal lain juga terjadi di pembangunan infrastruktur. “Terkait infrastruktur, jangan hanya dilihat secara fisik. Tapi lihat juga side effect-nya dari sisi kebudayaan,”tambahnya.
Selain itu, penguatan pada pendidikan karakter lanjutnya pola yang dilakukan sebisa mungkin melalui hal-hal yang praktis. Misalnya, peserta didik diarahkan untuk bergotong royong melakukan bersih-bersih sekolahnya.
“Di Jepang, tidak ada OB (Office Boy) karena semua pekerjaan bisa dilakukan dan menjadi tanggung jawab masing-masing. Di Indonesia masih berbeda, segala sesuatu harus dibantu oleh orang lain,”tandasnya.
Awal revolusi industri telah terjadi di Perancis pada abad 17. Di tahun 2019, revolusi industri memasuki 4.0 dengan basis teknologi digital. Percepatannya terjadi di seluruh negara di dunia. Tak terkecuali bagi Indonesia.
Namun menurut Hilmar sejauh mana Indonesia mampu mengikuti percepatan revolusi industri 4.0 yang mampu merambah hampir di seluruh sendi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara?
‘Saat ini yang harus dilakukqn adalah bagaimana Indonesia bisa membalikkan keadaan dengan fokus meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sehingga bisa menjadi syarat dasar Indonesia untuk bisa memimpin di kancah global,”pungkas Hilmar Farid
Selain Hilmar Farid, juga hadir sebagai pembicara diantaranya Deputi Bidang Koordinasi Budaya Kemenko PMK, Nyoman Shuida, Staf Ahli Mensos Bidang Aksebilitas Mardjuki dan Deputi IV Kemenpora Chandra Bhakti.Fah