Film ‘Lima’ yang tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 31 Mei 2018 kemaren mendapat dukungan dan support yang luar biasa dari semua kalangan. Meski Lembaga Sensor FILM (LSF) sudah mengklasifikasikan untuk tontonan 17 tahun keatas dan sempat menjadi kontroversi untuk penurunan usia menjadi 13 tahun, namun tak menyurutkan minat masyarakat untuk menonton film yang di produksi Lola Amaria ini. Ini terlihat saat penayangan perdana film ‘Lima’ di Epicentrum XXI Kuningan Jakarta (30/5) lalu. Sejumlah komunitas, kalangan artis , tokoh masyarakat dan para pejabat ikut nonton bareng film ‘Lima ‘tersebut .
“Film ini tetap untuk 17 tahun keatas, mudah – mudahan setelah banyak para tokoh yang nonton bisa mempengaruhi klasifikasi menjadi 13 tahun. Banyak para komunitas maupun lainnya memberikan dukungan, baik ngsi petisi maupun tanda tangan.ujar Lola Amaria pada wartawan usai menonton film ‘Lima’.
Dengan banyaknya penonton dari berbagai kalangan, Lolapun merasa bersyukur karena bukan dirinya saja yang harus menginginkan untuk penurunan klasifikasi umur menjadi 13 tahun, namun publikpun menginginkan itu. “Kalau saya sebenarnya sudah selesai dan menerima kepuutusan itu, tapi karena publiknya harus menonton itu untuk penddidikan toleransi jadi mereka yang bergerak, tanpa harus disuruh, didemo ataupun provokasi,”jelas Lola.
Lola pun dalam hal ini banyak terima kasih dengan para musisi yang telah mendukung dalam pembuat sountdracknya yang menjadi bagian dari film ‘Lima’ ini yang dibuatnya dalam waktu satu minggu. “Ada Purwacaraka yang membuat lagu dan musik nya dengan singkatnya. Ada lima penyanyi untuk mewakili di film Lima ini, seperti Syaharani, Dhea, Opet Kribo, Lisa Raja dan Kikan,”terang Lola.
Bagi Kikan terlibat dalam film ‘Lima’ ini merupakan satu moment yang dirinya percaya efeknya luar biasa. “Saya akan selalu mendukung100% apapun bentuknya, saat mbak Lola nawarin aku langsung ikut. Saya mendukung bentuk kreativitas anak muda Indonesia, untuk membuat Indonesia lebih baik,”ungkap Kikan.
Sementara Purwacaraka berharap dengan lagu ini menjadikan kontribusi yang baik untuk Indonesia karena menurtnya sekarang ini agak berkurang dengan lagu – lagu yang bernafaskan kebangsaan. “Saya juga banyak terima kasih dengan tim yang sangat kooperatif karena keterbatasan waktu, mereka sudah mau latihan sebelum take vocal,”kata Purwacaraka.
Purwacaraka juga memberikan komentar bahwa di film ‘Lima’ ini sebenarnya yang bermasalah hanya sila pertama saja, sedangkan 4 sila lainnya tidak ada masalah. Namun ia menilai, masalah terletak pada masyarakatnya, bila orang yang intoleran mereka tidaklah setuju dengan film ini. “Sebenarnya mau ada pendampingan ataupun tidak pendampingan menonton film ini kalau anaknya murni nggak ada masalah, kecuali orang tuanya intoleran,”pungkas Purwacaraka.Fah