‘Sarinah Ramadan Festive 2019’ yang berlangsung 27 – 31 Mei 2019 di Sarinah Thamrin, Jakarta menghadirkan koleksi para desainer ternama Indonesia, salah satunya Feby Kean. Dalam kesempatan itu desainer yang terjun lebih dari 25 tahun ini menampilkan 3 koleksi busana muslim wanita dan pria di gelaran fashion shownya yang bertema ‘Luxury of Lurik’ yakni kemewahan dari lurik.
“Fashion show kali ini mengangkat kain lurik dari Yogyakarta untuk baju ready to wear dan buasana muslim dipadu dengan bahan satin dan warna abu – abu dan hitam menjadikan tenun lurik lebih mewah untuk dijadikan busana,”ujar Feby Kean usai gelaran fashion shownya di Sarinah Thamrin, Jakarta, Senin (27/5).
“Karya busananya ini memiliki keistimewaan tersendiri yakni menggunakan bahan yang enak dipakai, menyerap keringat , cutingnya simple atau tidak terlalu aneh – aneh untuk busana siap pakai,”kata Feby menambahkan.
Feby juga menandaskan bahwa dirinya saat ini lebih mengenalkan busana etnik dari tenun ataupun batik. Hal ini dimaksudkan agar busana etnik lebih dikenal bukan saja dikenal oleh masayarakat Indonesia namun mancanegara dan dunia.
“Aku juga lagi merencanakan gimana agar masyarakat Indonesia bisa menerima atau memakai batik ataupun tenun bukan hanya untuk resmi tapi lebih kesehari – hari,”ungkapnya.
Menurut Feby koleksi busananya memiliki ciri khasnya diantaranya mengutamakan cuttingan yang lebih simple, dengan tambahan bordiran, manic yang lebih spesifik.
“Untuk bahan juga lebih bagus dan mengutamakan kenyamanan untuk dipakainya,”aku Feby.
Keikutsertaan Feby dalam fashion show ini merupakan gelaran untuk kesekian kalinya, dimana sebelumnya ia juga mengikuti ajang fashion show bergengsi Jakarta Fashion Week 2019 lalu.
Karirnya di dunia desainer, lelaki yang mengenyam kuliahnya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini tidaklah semudah apa yang dibayangkan orang. Ia pernah bekerja menjadi asisten Prayudi, asisten Ani Muryadi, asisten Meras, di busana Alpa Moda dan juga sebagai wadrobe stylis. Dengan banyak pengalaman yang didapatinya ia pun memberanikan diri untuk berdiri sendiri dengan membuka butik dengan brand ‘Cattleya’ (busana casual) dan butik ‘Syahdan’ (busana muslim)
. Awalnya ia memilih moderen dress seperti bridal, blues dan kebaya sebagai karya koleksinya. Seiring berjalannya waktu iapun mencoba untuk berlaih ke busana etnik.
“Tapi sejak saya berkecimpung di KDEI pada 2016 lalu, akhirnya aku mencoba menggabungkan busana moderen dengan etnik. Kalau busana etnik sebenarnya belum lama juga, sekitar 4 tahun belakangan ini aja,”jelas Feby.
Lebih lanjut Feby juga menerangkan saat ini ia lebih cendrung untuk mengeluarkan karya etnik busana wanita dewasa diusia 23 – 50 tahun. Untuk busananya baik resmi maupun tidak resmi dan ada busana muslim baik pesta maupun untuk sehari – hari.
“Untuk busana muslim 5 tahun belakangan ini cukup baik dan maju pesat perkembangannya, makanya aku juga beralih ke busana muslim, sekitar 70 % busana muslim lebih banyak. Untuk penjulannya cukup lumayan karena aku juga baru satu tahun beralih ke busana muslim,”jelasnya.
Untuk harganya sendiri dari busana modes dengan brand Cattleya berkisar Rp.500 ribu hingga Rp.1,5 juta, sedangkan busana muslimnya mulai dari Rp.700 ribu hingga Rp.2 juta.
Disingung tentang pencapaiannya dengan hasil karyanya Feby merasa belum merasa puas untuk saat ini. Ia ingin karyanya terutama etnik dapat diterima oleh masyarakat lebih luas lagi, Indonesia umumnya dan didunia khususnya.
“Ya mudah – mudahan tercapai keinginan aku, dan juga rencananya tahun depan ikut Indonesia Fashion Week 2020 dan ikut ajang fashion diluar negeri,”pungkas Feby Kean.Fah