Lola Amaria, Film ‘LIMA’ Gambaran Lima Sila Dan Keutuhan Keluarga Sebagai Simbolisasi Keutuhan Indonesia

Lola Amaria – Produser Eksekutif sekaligus Sutrdara saat memberikan keterangan persnya di Film ‘LIMA”. (Foto:Fah)

Lola Amaria Production bekerjasama dengan Forum Nasional Bhinneka Tunggal Ika menghadirkan sebuah film yang  berjudul ‘LIMA’. Film yang bergenre drama ini berbeda dari film – film sebelumnya, yakni dari sebuah ideologi dasar negara Indonesia, Pancasila yang memiliki lima sila dasar. Film ‘LIMA terinpirasi dari kegelisahannya terhadap rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Lola mengatakan bahwa film ‘LIMA’ ini menggambarkan lima sila dan keutuhan keluarga adalah simbolisasi keutuhan Indonesia. Iapun berharap Pancasila dapat diaplikasikan dalam berkehidupan bernegara.

“Film ‘LIMA’ adalah cerminan bagaimana krisis penghayatan Pancasila yang banyak dialami oleh generasi muda yang bersumber dari pola miskinnya penghayatan nilai – nilai Pancasila di lingkungan keluarga. Keluarga yang seharusnya menjadi ruang bersemainya nilai – nilai Pancasila semakin lama semakin hilang yang pada akhirnya dilupkan,”ujar Lola saat disela – sela premier film ‘LIMA’ di Jakarta Theater XXI, Jakarta, Kamis (24/5).

Preskon film LIMA di Jakarta Theater, Jakarta. Kamis (24/5). (Foto:Fah)

Dalam film ‘LIMA’ ini digarap oleh lima sutradara yakni selain Lola Amaria yang merupakan Eksekutif Produser, juga ada Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Adriyanto Dewo, dan Harvan Agustriansyah. film ‘Lima’ memiliki lima cerita berbeda dari tiap para sutradara yang mewakili masing-masing sila dalam Pancasila. Namun semuanya berkaitan dalam satu plot besar cerita.

“Project film ‘Lima’ ini yang menarik adalah suatu film utuh yang disutradarai 5 orang dengan 5 cerita. Ini kita bilang Pancasila ya dari sila satu sampai lima, ini nggak putus di satu film, ini utuh,”terang Lola.

BACA JUGA:  Sang Idola Baru Indonesia Ditentukan Malam Ini, Mark atau Rimar ?

Dikatakan Lola  bahwa  film ‘LIMA’ bukanlah film yang bermuatan politik, namun iapun berharap agar setiap warga negara dapat mematuhi nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila.

“Film ini nggak bermuatan politik, tapi sederhana aja, agar setiap warga negara bisa merasakan nilai setiap sila yang tertera di Pancasila,”tandas Lola.

Lola Amaria – Eksekutif Produser sekaligus Sutradara bersama sutradara lainnya .(Foto:Fah)

Secara terang – terangan Lola-pun tidak membantah dan meng-iyakan bahwa film ‘LIMA’ menggambarkan sebuah harapan mensosialisasikan Pancasila.“Tapi kalo tentang mensosialisasikan Pancasila emang iya,”aku Lola.

Dikatakan Lola penayangan film ‘LIMA’ ini serentak diseluruh bioskop Indonesia pada 31 Mei 2018 ini, yakni 1 hari menjelang hari kelahiran Pancasila.”Ulang tahunnya Pancasila 1 Juni ya. Jadi kebetulan juga film ini pas banget, besoknya sama tanggal tayangnya,’ungkap Lola .

Film’LIMA’ yang dibintangi oleh Prisia Nasution, Yoga Pratama, Baskara Mahendra Tri Yudiman, Dewi Pakis Ken Zuraidu dan lainnya ini juga secara kebetulan tayang bertepatan dengan dua dekade Reformasi 98.”Jadi emang kebetulan-kebetulan itu ada, dan juga baru sadar bahwa tahun ini, 20 tahun Reformasi 98, 1998 ke 2018, jadi semacam ya perayaan kecil dengan adanya film ini,” katanya.

Meskipun banyak kebetulan yang terjadi dengan penayangn film ini, Lola tetap menegaskan tidak ada maksud politik apapun dalam film tersebut.“Kami semua tidak pernah mengkonsepkan tanggal tayang. Juga nggak ada semisal memperingati ini  atau pesta itu,  sebenernya nggak,”pungkas Lola.Fah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *