Dua KERAJAAN GAIB Dibawah Penguasa JIN KAHAYAN Di SUNGAI KAHAYAN, PALANGKARAYA – KALTENG

Jembatan KAHAYAN – Palangkaraya – Kalimantan Tengah (Foto : Fah)

Bila berkunjung ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah terasa belumlah lengkap bila tidak mengunjungi jembatan Kahayan yang merupakan jembatan yang berada diatas Sungai Kahayan yang bermuara di tiga Kabupaten/kota yaitu Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulau Pisang yang bermuara di laut jawa.

Sungai Kahayan adalah sungai terbesar di Palangkaraya yang memiliki panjang lebih dari 600 km yang terletak 30 mil sebelah timur Tanjung Malatayur ini merupakan sebuah rangkaian struktur kehidupan yang tidak dapat terlepas dan di pisahkan dari kehidupan dan budaya masyarakat secara luas di Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini mengingat bahwa banyaknya jalur-jalur sungai yang melintasi ranah Borneo merupakan salah satu faktor munculnya tradisi tersebut.

Baca mainstream.id :  3 Cara Praktis Tangkal Santet Dan Ilmu Hitam

Selain merupakan obyek wisata bagi Kota Palangkaraya khususnya dengan keindahan sungainya yang luas membentang juga merupakan penambah income bagi warga setempat terutama yang berprofesi sebagai kelotok (perahu kecil untuk penyebrangan). Diluar itu semua juga ternyata ada yang menarik dari sisi mistisnya, karena di sungai Kahayan banyak memiliki cerita gaib nya. Bahkan banyak masyarakat Palangkaraya khususnya juga mempercayainya bahwa Kahayan terbilang sangat angker. Salah satu warga yang tinggalnya tidak jauh dari sungai Kahayan mengatakan sungai tersebut sering memakan korban terutama disekitar dibawah jembatan nya.

“Biasanya mereka lagi mandi dan tiba-tiba saja hanyut terbawa arus sungai, dan korbannya bukan saja anak-anak tapi juga orang tua. Terlebih lagi kalau sungai itu lagi meluap karena biasanya banyak korban yang meninggal,”ujar Nyai Dewi

Spiritualis Suku Dayak, Nyai Dewi saat mengunjungi sungai Kahayan dan pasah patahu memberikan persembahan penguasa sungai Kahayan yaitu Jin Kahayan. Setibanya di jembatan Kahayan Nyai Dewi memberikan sesaji berupa telor, ayam, kue-kue dan lain- lainnya yang diletakkan di gerbang jembatan tersebut. Hal ini dilakukan Nyai sebagai bentuk penghormatan terhadap Jin Kahayan yang merupakan salah satu media nya dalam bentuk pengobatan terutama non medis.

BACA JUGA:  Inthan Ningrum Tampilkan Karya Foto Fine Art Bertajuk ‘Myth of The Mountains’ di Biennale JaTim 2023

“Selain membantu, Jin Kahayan ini sepertinya sudah kayak sahabat saja, karena dulu kakek juga memang sudah dekat sekali dengannya, nah sekarang diwariskan kepada saya, kapanpun kalau saya memanggilnya ia selalu hadir. Tapi semuanya itu tetap segala sesuatunya hanya Allah SWT sebagai pijakan memohon bantuan, karena semuanya hanya seijin Nya,”jelas Nyai Dewi.

Bila dilihat secara nyata lanjut Nyai bahwa Jin Kahayan itu memiliki tubuh yang besar dan memiliki mata sebesar kelapa dan makin dilihat keatas maka makin tinggi tubuhnya.

“Kalau saya lihat dan sering komunikasi seperti manusia juga tapi tinggi besar dengan ikat kepala,”aku Nyai Dewi

Dikatakan Nyai bahwa dibawah jembatan sungai Kahayan terdapat ribuan ataupun bahkan jutaan mahluk gaib baik yang jahat maupun yang baik diantaranya berupa jata (buaya putih), kuyang, kamkamiyak dan lain sebagainya. Kamkamiyak sendiri adalah seorang yang dizamannya saat itu orang yang terbilang orang hebat (memiliki ilmu tinggi ) namun dengan ilmunya itu disalah gunakan sehingga berubah seperti burung hantu.

“Kalau orang dayak menyebutnya itu, kadang – kadang bisa berubah menjadi burung hantu yang besar dan itu diceritakan oleh leluhur saya,”ungkap Nyai Dewi.

Siapa Presiden 2024 dan Kapan Covid-19 Berakhir ? Simak di :  www.youtube.com/watch?v=lqGN-ePeuQU

Dikatakan Nyai bahwa di sungai Kahayan itu juga ada 2 kerajaan gaib yaitu kerajaan jahat dan kerajaan yang baik. Bila seseorang yang menjadi tumbal dan meninggal di sekitar sungai Kahayan baik kecelakaan saat mandi ataupun sedang berkendara diatas jembatannya adalah perbuatan dari salah satu kerajaan gaib yang jahat.

BACA JUGA:  Iwan Fals dan Jarwo Kwat Gunakan Medsos Selama Pandemi Untuk Berekspresi dan Eksis Di Dunia Hiburan

“Kerajaan gaib yang jahat adanya pas dibawah jembatan Kahayan, sedangkan yang baik diskitar bibir sungai, namun dari 2 kerajaan gaib itu semuanya sebagai penguasa nya adalah Jin Kahayan,”terang Nyai Dewi.

Meski memang banyak makan korban di sungai Kahayan namun untuk mahluk gaib jata ataupun siluman buaya putih tidalah jahat ataupun memakan korban, kalaupun ada dari siluman lainnya.

“Selama ini yang saya lihat bukan dari siluman buaya putih, namun siluman yang menyerupai seperti kuyang ataupun lainnya,”tandas Nyai Dewi.

Sungai Kahayan , Palangkaraya – Kalimantan Tengah. (Foto : Fah)

Pertemuan Sungai Kahayan dan Sungai Tumbang Rungan Tempat Siluman Buaya

Seperti orang-orang Suku Dayak yang sering melakukan ritual adalah kepada jin – jin yang menurutnya baik, hal ini juga dilakukan oleh Dogon Ginter, Tjilik Riwut (gubernur pertama ) dengan pasah patahunya yang berada di bibir sungai yaitu  tumbang rungan.

“Biasanya orang-orang dayak datang kesitu untuk nazar atau pun mempunyai kepentingan yang baik, entah itu jabatan, sukses dan lainnya. Dan bila nazarnya tercapai maka iapun akan balik kembali sesuai perjanjiaannya,”ungkap Nyai Dewi.

Untuk mencapai bibir sungai Kahayan dimana terdapat pasah patahu tempat orang-orang dayak bernazar dan melakukan ritual haruslah melewati jalan perkebunan yang masih bertanah menuju Desa Tumbang Rungan. Sesampainya di Desa tersebut kita pun harus menyeberang sungai dengan kelotok (ojek perahu kecil) dengan kapasitas maksimum 4 orang berjarak tempuh kurang lebih 10 menit. Dengan arus air sungai yang cukup kuat membuat kitapun harus berhati-hati agar tidak terjatuh, mengingat kedalaman sungai cukup dalam.

“Disini memang arusnya deras tapi kami sudah biasa terlebih dengan buaya-buaya yang ada disekitar sini,”ujar Jumper salah satu pengantar ojek kelotok.

Dikatakannya bahwa selama dirinya sebagai ojek kelotok belumlah pernah melihat ataupun mendengar manusia dimakan buaya ataupun yang dikatakan buaya siluman. Seperti yang pernah diketahuinya bahwa temannya yang satu kelotok juga pernah melihat buaya putih namun buaya tersebut tidaklah mengganggunya. Menurut Nyai bila seseorang yang melihat buaya tersebut merupakan suatu keberuntungan karena tidak semua orang bisa melihatnya. “Hanya orang –orang tertentu saja, dan biasa nya orang yang perlihatkannya itu suatu pemberitahuan akan mendapatkan suatu keberuntungan entah itu rizki ataupun lainnya,”jelas Nyai Dewi.

BACA JUGA:  Prediksi Bunda Retno, JD ELEVEN Nama Hoki, Karir di 2022 Akan Melambung

Baca mainstream.id : Masalah Ekonomi, Meditasi Mudra Kubera Solusinya

Di Sungai Kahayan ini bila orang-orang Suku Dayak yang mempunyai kelebihan inderanya itu dapat dilihat siluman buaya putih tersebut dipusaran antara pertemuan arus Sungai Kahayan dengan Sungai Tumbang Rungan. Dipusaran itu bila seseorang akan mempunyai hajat ataupun keinginan maka ia akan memberikan sesaji ditempat tersebut. “Untuk waktunya tidak terbatas kapanpun bisa tergantung keinginan kita bila punya nazar entah itu dengan motong sapai kerbau atau pun lainnya,sesuai kemampuan kita saja,”ungkap Nyai Dewi.

Nyai juga menjelaskan bahwa Tumbang Rungan merupakan dimana tempat puncaknya suatu kerajaan gaib yang ada disekitar Sungai Kahayan. Sudah menjadi tradisi bagi leluhur keluarga Nyai untuk memberikan makanan ataupun sesaji ketempat Tumbang Rungan tersebut baik berupa ayam, ketupat, kue-kue, sirih pinang, rokok dan lainnya.

“Bagi tradisi kami orang Dayak ini adalah tempat pusaran dari semua kerajaan gaib, dan bila kita bisa melihat disitu juga ada tempat penyeberangan berupa jembatan besar yang digunakan oleh kerajaan gaib menuju sungai. Dan itu seperti istana, pada dasarnya disana itu sama dengan kita, kalau manusia punya mobil dia juga punya begitupun jalan ataupun jembatan,”pungkas Nyai Dewi.Fah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *