Sebagai Ajang Promosi Di Asian Games 2018, Teh Bhumi Diramu Dengan Minuman Kekinian

Widya Wiedagdo, Vice President Complience & Risk Management Angkasa Pura dan Nely I. Almatsier, Busines Develovment & Marketing Communication Manager Angakasa Pura.(Foto: Fah)

Asian Games 2018 bukan saja ajang berlomba atlet atlet dari berbagai negara, namun juga sebagai ajang memperkenalkan berbagai macam produk minuman ataupun makanan. Tak terkecuali Bhumi, yang merupakan produk teh berkualitas dalam negeri asal Solok, Sumatera Barat. Teh Bhumi ini merupakan produk kerjasama PT Angkasa Pura dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), yang berdiri pada tahun 2015 lalu.

Widya Wiedagdo, Vice President Complience & Risk Management Angkasa Pura mengatakan bahwa Asian Games 2018 ini merupakan moment besar sebagai ajang promosi teh Bhumi ini, dengan mencoba meramu teh nya dengan minuman kekinian.

Ada beberapa varian yang kita mix dengan berbagai rasa, seperti ada rasa keju, lemon, susu dan daun pandan. Dan ini bisa menjadi produk unggulan atau favorit juga di teh Bhumi di Asian Games ini,ujar Widya di booth Teh Bhumi di Zona Kaka, Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/8).

Booth Teh Bhumi di GBK, Jakarta. (Foto:Fah)

Sebelumnya Bhumi juga pernah mempromosikannya dalam beberapa event internal dan juga event lainnya seperti di Gunung Bromo dan Nusa Dua Bali, yang diselenggarakan Indonesian Tourism Depelovment Corporation (ITDC).

Dikatakan Widya bahwa nama Bhumi ini menggambarkan suatu filosofi dari alam Indonesia yang tumbuh suatu produk yang menjanjikan. Jadi memang mereknya itu gone to eart yang kita kembangkan dari tanah,tandas Widya.

Teh Bhumi saat diramu dengan minuman kekinian .( Foto:Fah)

Bhumi ini juga sunkrit word yang merupakan mother earth nya, artinya benihnya dari teh yang terbaik di dunia, dan itu yang hanya dimiliki daerah vulkanonya sangat tinggi, salah satunya adalah gunung Kerinci.

BACA JUGA:  Bertemu Presiden Jokowi, Pengusaha Ridho Pandoe Siap Bersinergi Dengan Program Pemerintah Untuk Kesinambungan Pembangunan

Teh ini tumbuh di daerah Kerinci, Solok Selatan, dan ini hidup diantara zona yang kelembabannya harus 18 derajat Celsius. Seperti teh putih yang bentuknya seperti teri. White tea yang dimiliki Bhumi ini tidak sama dengan white tea lainnya,”sambung Nely I. Almatsier, Busines Develovment & Marketing Communication Manager Angakasa Pura Retail

Para penimat Teh Bhumi dari berbagai kalangan . (Foto:Fah)

Teh Bhumi memiliki sulfur yang tinggi dimana anti oksidanya tinggi dan memiliki nitrogen yang cukup tinggi, sehingga bermanfaat untuk tubuh khususnya untuk melancarkan peredaran darah.

Bisa dirasakan setelah minum teh Bhumi ini tidurnya pasti nyenyak. Itu belum penelitian secara ilmiah tapi kita merasakan dari teh tersebut. Tapi memang teh ini tumbuh di vulkano dengan ketinggian 1000 diatas permukaan laut sehingga manfaatnya juga bagus buat tubuh,”urai Nely.

Widya Wiedagdo dan Nely serta para staffnya . (Foto:Fah)

Teh Bhumi terdri dari 9 varian yakni Liki White, Red Moon, Sir Green, Royal Sumatra Blend, Breakfast Tea , Royal Pandan Tea, Black Kaffir Lime, Green Ginger dan Sumatra Green Tea. Untuk Liki White sendiri jenisnya ada 2 yakni Wihite Theony dan White Tea , dan teh jenis ini banyak disukai pasar Eropa

Untuk Asian Games 2018 ini yang banyak digemari Black Kaffir Lime dan Breakfats Tea, karena kebanyakan yang datang bukan pecinta teh beneran, dicampur dengan keju, susu dan lainnya,aku Nely.

Varian Teh Bhumi . (Foto:Fah)

Mengingat banyaknya varian yang dimiliki Bhumi maka dibuat tea sane (sejenis teh ), sebagai campuran penambahan teh agar rasanya lebih kuat lagi atau pun hot.

BACA JUGA:  Pemerintah Indonesia Belum Ada Peran dan Tidak Merespon Dengan Krisis Yaman

Jadi kalau orang suka dengan jenis teh Green Ginger, yang ingin gingernya lebih hot lagi dicampur penambahan tea sane ini. Dan rencananya juga kita akan buka di Airport Juanda, Surabaya, Jawa Timur, namanya Tea Experience. Jadi orang orang suka minum teh bisa menikmatinya disana,”papar Nely

Untuk pemasarannya saat ini teh Bhumi sementara dalam bentuk minuman yang dibandrol dengan harga Rp 15 ribu hingga Rp.20 ribuan. Sedangkan untuk kaleng dengan berat 40 gram dengan harga kisaran antara Rp75 ribu hingga Rp.200 ribuan /kaleng.

Widya Wiedagdo, Vice President Complience & Risk Management Angkasa Pura dan Nely I. Almatsier, Busines Develovment & Marketing Communication Manager Angakasa Pura.(Foto: Fah)

Dalam waktu dekat juga kita akan ekspor ke negara Eropa maupun negara lainnya. Dan rencananya juga kita akan buat dalam bentuk sachet atau celup. Sebenarnya kita juga sudah ada beberapa untuk kerjasama jaringan hotel sebagai komplimen di kamarnya, cuma karena belum kita jajaki jadi tertunda, Insya Allah dalam waktu dekat kita akan coba sachet ini, Tentunya semua ini juga karena bimbingan Dirut Angkasa Pura Retail, Ibu Edyana Paramitasari,”pungkas Widya.Fah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *