Tak Hanya Mengangkat Keindahan Budaya Papua Barat, Melalui Film “7ujuh Senja” Mengajak Investor Untuk Berinvestasi

Preskon Film ‘7ujuh Senja’ yang dihadiri oleh Anwar Sany (Sutradara), Dr. Andi Fajar Asti (Dir. Eksekutif Aspeksindo), Erick Hidayat (perwakilan KADIN), Habibi (HIPPI) dan para cast 7ujuh Senja. (Foto : Fah)

PH APCM Production menggandeng Aspeksindo (Asosiasi Pemerintahan Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia) akan menghadirkan film yang mengangkat pariwisata Papua Barat yang berada di Kaimana berjudul “7ujuh Senja”.

Film “7ujuh Senja” yang disutradarai dan skenarionya oleh Anwar Sany dan Tritya Krissantie ini menceritakan tentang pencarian diri, keindahan budaya Papua, dan pentingnya keluarga serta persahabatan.

Mengisahkan perjalanan Sandhya, seorang penulis lagu muda yang mengalami writer’s block parah. Ketika ayahnya meninggal, Sandhya pergi ke Kaimana, Papua Barat, untuk menghadiri pemakamannya.

Di sana, dia menemukan jurnal ayahnya yang penuh dengan kenangan dan kebanggaan. Dengan bantuan sepupunya Kak Abbi, adiknya Mimi, dan pemuda lokal Kainoa, Sandhya mulai menjelajahi keindahan alam dan budaya Kaimana. Melalui perjalanan ini, Sandhya menemukan kembali inspirasi dan jati dirinya, sekaligus menyelesaikan konflik internal dan profesional.

Menurut sang sutradara Anwar Sany Judul 7ujuh Senja ini karena tanggal 7 adalah tanggal dimana ayah dari karakter utama meninggal yang berdomisili di Kaimana.

“Ia yang mengurus kematian ayahnya dan menyelesaikan tugas membuat lagu selama 7 hari melewati 7 kali senja di Kaimana,” tandasnya.

Seperti diketahui, Anwar Sany, sosok berpengalaman di bidang kreatif selama kurang lebih 17 tahun dari art director sampai creative director, ia mulai debut penyutradaraan di tahun 2018 dengan menyutradarai project iklan tv dan digital sampai ke film pendek yang wara – wiri di festival.

BACA JUGA:  Anugerah ‘Piala Gunungan’, Sarat Filosofis Bagi Pemenang FFWI

“Saya belajar film secara otodidak dan di film pertama layar lebar saya didukung oleh Adinda Thomas, Rendy Herpy, Riza Syah, Julian Kambu, Naura Hakim, Ian Williams dan lainnya.  Kita mulai syuting 27 Juli 2024,” papar pria humble dan selalu senyum ini lugas.

Dr. Andi Fajar Asti, Direktur Eksekutif Aspeksindo membantah terkait isu malaria dan perang terhadap sekelompok orang yang berada di Kaimana, Papua Barat.

“Ya namanya juga penyebaran, tentu sangat natural, tapi kita disana biasa – biasa saja disana, dan juga nggak ada perang – perang disana , dan itu hanya sekelompok kecil saja. Yang ingin saya sampaikan dalam film ini adalah bagaimana politik lokal itu sangat sehat, sehingga memberi pesan untuk investasi di Kaimana, karena disana sumber daya alamnya sangat luar biasa, dan investasi jauh lebih aman,” terang Andi Fajar.

Sementara Adinda Thomas sebagai pemeran utama bernama Sandhya yang berarti Senja dalam bahasa Sansekerta membuncah dan sumringah setelah tahu lokasi syutingnya di Kaimana dan suka sekali dengan keindahan narasi skenarionya.

“Wow, Saya suka ceritanya! Saya suka diksinya di skenario ini. Saya baru tahu kalau ada tempat yang tidak kalah indahnya dari Raja Ampat, Kaimana juga punya pesona Senja yang Romantis banget,” kata Adinda dengan senyum lebar.

Senja di Kaimana melekat erat dalam memori kita semua, tidak hanya eksotisme pulau Triton, pasir berwarna merah muda atau yang akrab dengan nama pasir pink, situs peninggalan sejarah burung garuda, lukisan dinding batu atau lagu era 60an.

BACA JUGA:  Fadhil (Pandegelang) dan Dinar (Sidoarjo) Dinobatkan Sebagai Juara 1 Qari dan Qari’ah “Qari Cilik Indonesia Season 2”

Penonton akan mendapati tidak hanya keindahan alam dan panorama indah Senja dari Kaimana Papua juga budaya dan tradisi lokal Papua yng belum banyak di angkat kedalam film so dont miss it !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *