
Disainer asal Sumatera Barat, Novia Hertini telah mendapatkan penghargaan dari Majalah Profil Wanita Inspirasi Indonesia sebagai Wanita Inspirasi Yang Menciptakan Lapangan Pekerjaan Untuk Masyarakat. Penghargaan ini diberikan atas prestasinya, dimana Novia sebagai seorang fashion desainer, juga dapat membina masyarakat daerahnya khususya Minang, yang awalnya petani dengan penghasilannya tidak pasti kini menjadi lebih baik.
“Alhamdulillah saya membuka lapangan pekerjaan dan mengajarkan mereka sebagai pembatik. Usaha ini tidak menghentikan pekerjaannya yang semula,tanpa meninggalkan anak dan suami. Mereka bisa bekerja dengan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga. Mereka sekarang mempunyai penghasilan Rp.50 ribu hingga Rp.200 ribu dalam satu hari,” ujar Novia disela – sela menerima penghargaannya di H. Aston, Simatupang, Jakarta. Jum’at (20/12).

Sejak dirinya memulai untuk terjun mendidik sumber daya manusia untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di daerahnya pada 17 Juli 2017 lalu, kini Novia telah mendidik SDM sebanyak 160 orang. Namun saat ini yang aktif bekerja sekitar 118 orang.
“Saya disini bukan hanya memberikan ilmu pendidikan ataupun ketrampilan, tapi saya juga mencarikan market dan permodalan buat mereka. Sehingga mereka tidak dipusingkan dengan modal, untuk menyalurkan ataupun dijual kemana. Jadi mereka cukup bekerja dan dibayar upah, dan hasil pekerjaan mereka kita ambil dan kita yang memasarkannya,” terangnya.
Makna penghargaan yang diterimanya, bagi Novia adalah ini adalah sebuah perjuangan yang baru dan amsih banyakyang harus diperjuangkan lagi. Motivasinya dari ilmu ataupun ketrampilan yang dimilikinya dapat berhguna bagi masyarakat yang dapat meningkatkan perekonomian masayarakat.

“Penghargaan yang saya terima tidak lepas dukungan teman-teman pengrajin batik, support dari keluarga, orang tua dan suami. Saya tidak akan mendapatkan ini tanpa mereka,” katanya.
Kedepannya disainer yang tergabung APPMI sejak 2005 sekaligus perintis di Sumatera Barat ini menginginkan didaerahnya, di Pesisir Selatan, Sumbar yang semuanya 11 Nagari menjadi sentral perkampungan batik dan desa wisata.
“ Target saya di tahun 2022 Pesisir Selatan ini menjadi desa industry. Dari 11 Nagari kita sudah merambat ke 4 Nagari, Tapi sekarang rumah produksinya sudah di Nagari ke 6, yang kita bangun sebuah kawasan ‘Cluster Gambir’. Dimana produk unggulannya dari Pesisir Selatan adalah gambir. Jadi warna dasar produk kita dari gambir dan tumbuh – tumbuhan lain yang bisa mengangkat pertumbuhan dibidang pertanian,” paparnya.

Sehingga gambir itu itu punya nilai yang lain lanjut Novia selain di ekspor atau pastanya yang dijual. “Disini limbahnya, ampasnya, pastanya itu sendiri bisa pewarna tekstil dan makanan ternak,” tandasnya.
Disinggung trend busana ditahun 2020 mendatang, novia mengatakan busananya lebih simple dan elegan dengan cri khas etnik busana muslim/muslimah dengan motif ukiran rumah gadang. Tak hanya itu, motifnya juga tidak diberatkan dengan aplikasi tambahan. Karena targetnya bukan saja busana pesta yang hight fashion namun bisa dipakai untuk semi formil, formil dan acara pesta.Untuk warnanya masih tetap di perwanaan alam yang klasik (gelap, coklat, maroen, merah bata) dan softnya (crem, baby pink, baby blue)
“Pada Juli 2020 Insya Allah saya akan mengeluarkan produk dimana berinovasi dengan lingkungan, Dinas Pendidikan SMK jurusan usana dan tekstil serta Balai Latihan Kerja (BLK). Saya akan rangkul generasi muda untuk bisa membuak mata mereka bahwa peluang itu ada. Saya tidak mau sukses sendiri tapi sukses bersama – sama,” urainya.

Sementara Raizal Boeyoeng Rais, Ketua Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) mengucapkan selamat kepada Novia Hertini, dan iapun layak mendapatkan penghargaan ini. Bang Buyung, demikian sapaan akrabnya sudah mengenal Novia sejak 18 tahun silam saat masih merintis menjadi disainer. Sejak berdirinya KDEI iapun sudah gabung dan kini menjadi Ketua KDEI Sumatera Barat.
“Saya melihat dulunya masih biasa-biasa saja, tapi karena kemauannya yang besar menjadi disainer, akhirnya tercapai dan sekarang bisa kita lihat sudah hebat dan maju. Tapi perjuangannya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, dia banyak jatuh bangun juga dalam merintis karirnya,” pungkas Bang Buyung.Fah