Lomba Kritik dan Artikel Film 2018 Ajang Untuk Meningkatkan Kualitas Perfilman Indonesia

Penganugerahan Lomba Kritik dan Artikel Film 2018 di studio TVRI, Jakarta. (Foto:Fah)

Apresiasi Perfilman Indonesia (AFI) dan Pusat Pengembangan Perfilman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Penganugerahan Lomba Kritik dan Artikel Film 2018.

Dewan juri yang terdiri dari Wina Armada, John de Rantau, Bre Redana, Remy Sylado,  Dr. Maman Wijaya, dan Dr. Ekky Imanjaya akhirnya memutuskan Ary Saptaji sebagai pemenang kategori Kritik Film. Ary mengalahkan 147 dari peserta dalam kategori Kritik Film dengan tulisan berjudul ‘Surat Terbuka Untuk Marlina’ di film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak.

“Kritik bisa membuat kreatornya berinteraksi dengan pengkritik dan penonton filmnya. Seperti sayur tanpa garam. Tanpa kritik,  film menjadi hambar,”ujar John De Rantau, dalam sambutannya di Studio TVRI, Kamis (6/12).

Penganugerahan Lomba Kritik dan Artikel Film 2018 di studio TVRI, Jakarta. (Foto:Fah)

Wina Armada, Ketua Dewan Juri Kritik Film mengatakan ada kesalahan mendasar pada hampir semua peserta kategori Kritik Film. Yaitu penggunaan bahasa Indonesia yang masih buruk. Serta terlalu banyaknya penggunaan bahasa asing,  yang tidak pada tempatnya.

“Lebih banyak yang menulis dengan menggunakan gaya bahasa milenial,  tanpa pemahaman bahasa Indonesia yang memadai,”tandas Wina.

Untuk kategori Artikel Film,  Dewan Juri Artikel Film 2018, yang beranggotakan Ilham Bintang ( Ketua) Benny Benke (Sekretaris), Lola Amaria, Yan Wijaya,  Dimas Supriyanto, Sanggupri dan Doddy Budiatma, memilih nama Achmad Muchtar sebagai pemenangnya.

Penganugerahan Lomba Kritik dan Artikel Film 2018 di studio TVRI, Jakarta. (Foto:Fah)

Dengan tulisan berjudul “Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak: Perempuan Menolak Kalah”,  Muchtar menyisihkan 47 pesaingnya.

BACA JUGA:  Film Nini Thowok , Ada Wujud Memedi DiLokasi Syuting Pabrik Gula Gondang Klaten.

Dr.  Maman Wijaya, selaku Kepala Pusbangfilm Kemendikbud RI mengungkapkan bahwa peserta lomba Kritik Film dan Artikel Film 2018 membludak, dibandingkan gelaran serupa tahun lalu.

“Terkumpul 148 naskah kategori Kritik film dan 48 naskah Artikel Perfilman dari 65 film yang berbeda,  yang beredar selama setahun ke belakang,”ucap Maman.

Lebih lanjut Maman mengatakan dari sisi kajian, kritiknya beragam dan tidak sekedar menyalin ulang namun juga memberikan masukan kepada pembuatnya.

“Hal ini sejalan dengan program Pusbangfilm Kemendikbud untuk turut memajukan Kritik film di Indonesia,”tegas Maman.

Didik Suhardi Ph.D, Sekjen Kemendikbud menegaskan bahwa film sebagai produk budaya sarat dengan pesan di dalamnya. “Kemendikbud, sebagai Kementrian yang turut bertanggung jawab atas perkembangan perfilman, sangat concern pada ajang ini.  Oleh karena itu,  ajang Kritik Film ini menjadi penting dan strategis untuk meningkatkan kualitas perfilman Indonesia,”jelas Didik.

Penganugerahan Lomba Kritik dan Artikel Film 2018 di studio TVRI, Jakarta. (Foto:Fah)

Dewan Juri Artikel Film mencatat terdapat kesalahan mendasar pada hampir seluruh artikel  peserta lomba. Pertama,  terdapat kelemahan  yang sangat mengganggu pada  penggunaan bahasa Indonesia yang belum mencapai taraf yang baik dan benar.Kelemahan itu termasuk pada  lima artikel unggulan pemenang (nominee) .

Kedua,  terjadi inkonsistensi pilihan  topik artikel dengan pembahasannya. Ketiga,  terlihat  kemalasan penulis untuk mengupdate ( memperbarui) bahan dan data  untuk menguatkan argumentasi analisisnya.

Dukungan data yang kurang memadai, untuk tidak mengatakan amat lemah mewarnai hampir semua artikel. Keempat,  naskah peserta didominasi kutipan- kutipan berbagai nara sumber yang terkadang kurang relevan dengan topik bahasan.Fah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *