Nama Lucky Octavian mulai dikenal lewat ajang pencarian bakat yang masuk 6 besar Indonesian Idol di stasiun tv nasional. Sejak berpredikat menjadi penyanyi profesional iapun banyak kegiatan shownya baik on air maupun off air di berbagai kota besar Tanah Air.
Karirnya pun kian menanjak hingga ia mengeluarkan solo albumnya di tahun 2010 bertajuk ‘Sings Broery’s’. Kini di tahun 2022, penyanyi yang menyabet juara kedua lagu lawas antar negara di Asia Tenggara, ‘Golden Memories Asia’ ini kembali meluncurkan album teranyarnya bertajuk ‘Satu Hari Sempurna’ yang diciptakannya sendiri bersama Sukarno Shahrir dan Leonard ‘Nyo’ Kristianto.
Menurut penyanyi yang masuk finalis Asia Bagus (1998) dan Bintang Radio dan Televisi (1997) ini lagu ‘Satu Hari Sempurna’ merupakan sebuah anugerah karena sudah sekian lama tidak berkarya lagi. Lucky juga beranggapan masuknya di label JK Records ini bukanlah suatu kebetulan namun karena jodohnya.
“Sudah jodohnya ketemu dengan JK Records, pak Nyo dan Bu Winda. Awalnya juga saya nggak kepikiran untuk projek ini, dan saya dipinang untuk dibuatkan album ini. Pastinya saya senang banget, karena tadinya juga saya nggak berpikir lagi apakah saya masih bisa berkarya atau nggak nya. Apalagi sekarang banyak sekali penyanyi baru yang bermunculan, tapi saya menerima pinangan ini dengan rasa syukur yang amat terdalam,” papar Lucky Octavian di Lauching album ‘Satu Hari Sempurna’ di Jambuluwuk Thamrin, Jakarta (24/10)
Dikatakan Lucky, lagu ‘Satu Hari Sempurna’ diciptakannya 5 tahun lalu dari sebuah lirik yang related dengan masyarakat Indonesia yang menyukai lagu mellow dan tentang cinta.
“Garis besarnya lagu ini tentang pengharapan, sebuah perjalanan hidup yang saya lalui. Mungkin setiap manusia punya wishlist, nah kalau saya sederhana sekali, apapun yang saya panjatkan do’a setiap hari berharap kehidupan saya lebih baik dan mendapatkan satu momen terindah. Jadi saya tuangkan dalam ‘Satu Hari Sempurna’, jelasnya.
Namun menurut Lucky sekitar 2 tahun lalu saat take vokal, ternyata lirik lagunya mirip dengan kehidupannya. Dimana setalah 30 tahun dirinya baru bisa bertemu dengan sang ayah. Untuk menghilangkan kerinduannya, iapun banyak komunikasi secara langsung dan sering berpergian bersama.
“Nggak sengaja juga jadinya, kok ini ternyata related dengan lagu ‘Satu Hari Sempurna’. Mungkin ini memang sudah jalannya dan setelah penantian panjang. Ya mudah mudahan lagu ‘Satu Hari Sempurna’ ini menjadi satu pencapaian di dalam karir saya setelah sekian lama. Dan semoga lagu bisa diterima di masyarakat luas,” urainya.
Leonard ‘Nyo’ Kristianto selaku Produser JK Records menjelaskan, ‘Satu Hari Sempurna’ bisa diartikan dimana momen pertemuan Lucky dengan ayahnya yang sudah 30 tahun tidak bertemu. Secara universal album ini bercerita banyak di antaranya setiap orang memiliki satu hari sempurna.
“Setiap orang pasti ada satu hari sempurnanya, kalo belum ada suatu hari pasti akan ketemu. Nah satu hari sempurnanya Lucky ini adalah bertemu ayahnya setelah 30 tahun nggak ketemu, Lucky memang mendambakan itu,” ungkap Nyo.
Nyo juga menjelaskan, untuk musiknya sendiri bergenre pop yang di aransement sesuai dengan karakter suara khas Lucky dan dibalut dengan orkestrasi.
“Untuk musiknya modern ngikutin karakternya Lucky. Rekamannya juga kita di London, selain musisi Indonesia, juga banyak melibatkan musisi dari luar, seperti Inggris, Maroko, Itali, dan lainnya,” tuturnya.
Adapun musisi yang terlibat diantaranya Ronie Pangkey (bass), Widya Kristianti (acoustic piano), Sukarno Shahrir (piano), Leonard ‘nyo’ Kristianto (keyboard and MIDI programming), Nurul Susanto (acoustic guitar), Josh Kristianto (lead guitar), Hendri Lamiri (violin and cello), Bernard b2n Larso (crunch guitar), Silvio Centamore (drums), Godwinowulo (guitar and keyboard programming), Kharfi Mahmoud (clean guitar), Manuel Trabucco (alto saxophone), Leonardo Zorzi (strings and virtual orchestrations)
Album ‘Satu Hari Sempurna’ berisikan 6 lagu’ yang secara keseluruhan temanya tentang lika – liku kehidupan manusia. Di antaranya lagu ‘Satu Hari Sempurna’, ‘Bukan Pahlawan Super’, Jangan Pernah Ragukan’, ‘Cinta Tak Sebodoh Ini’ dan ‘Kabut Rindu’.
“Untuk ‘Satu Hari Sempuna’ ini kita bikin dua versi, dimaksudkan agar penikmat musik baik versi orkestra atau versi studio dapat mendengarkan sesuai kesukaannya,” pungkas Nyo.Fah