Pendiri VOP, Pangeran Damien Dematra Masuk Nominasi Nobel Peace Prize Mewakili Indonesia

Kanjeng Pangeran Aryo Adipati Dr. Damien Dematra – Pendiri VOP. (Fto : Dok Pribadi)

Kanjeng Pangeran Aryo Adipati Dr. Damien Dematra dinominasikan untuk Nobel Perdamaian sebanyak 8 kali. Pangeran Dematra dinominasikan oleh semua Dewan Legislatif Indonesia bersama dengan Visions of Peace (VOP). Dan ini suatu hal yang jarang terjadi dimana Pangeran Dematra dinominasikan sebagai pribadi dan juga sebagai pendiri Visions of Peace. Visions of Peace sendiri secara resmi telah direkomendasikan oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Majelis Permusyarawatan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat, Princeton University, USA, dan masih banyak lagi untuk mewakili Indonesia di ajang Nobel Peace Prize 2022.

“Saya berharap kedepannya saya dapat terus memberikan kontribusi untuk kemanusiaan dan perdamaian,” ujar Pangeran Dematra dalam siaran persnya.

Vision of Peace merupakan organisasi non-profit yang mempunyai misi untuk mempromosikan perdamaian kepada generasi muda dibawah 18 tahun melalui media seni seperti; gambar, film, musik, puisi, tarian dan sebagainya. VOP telah menginspirasi ratusan ribu anak dan pemuda dan telah mengadakan kegiatan di lebih dari 80 kota di Indonesia.

Selain sebagai pendiri Visions of Peace Initiative, pada tahun 2019, Pangeran Dematra memprakarsai Hari Perdamaian Nusantara bersama dengan banyak raja, ratu, sultan, keluarga kerajaan dan organisasi adat. Misi dari Hari Perdamaian Nusantara ini adalah mewujudkan perdamaian di Nusantara khususnya melalui Kebudayaan. Deklarasi ini diharapkan menjadi awal dari misi mewujudkan perdamaian di kawasan Nusantara. Mengenai alasan tanggal 3 September ditetapkan sebagai Hari Perdamaian Nusantara, karena berkaitan dengan Hari Perdamaian Dunia yang dicanangkan oleh PBB, agar Perayaan Hari Perdamaian Nusantara dan Hari Perdamaian Dunia dapat terlaksana secara sinergis.

BACA JUGA:  Inspirasi Aneka Menu Simpel dan Sehat Jelang Ramadan Bersama Ibu-ibu Darma Wanita Walikota Jakarta Utara

Pada tahun 2020, ia memprakarsai International Culture Day (ICD) dan Gerakan Culture for Peace yang diluncurkan di Keraton Kacirebonan. Gerakan ini menjadi viral dan 150 negara dan kerajaan telah bergabung dengan ICD hanya dalam beberapa bulan dan membuatnya mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai negara-negara seperti; International Man of Peace, Prince of Peace, Man of Peace of the Decade, Royalty Achievement Awards, Lifetime Achievement Awards. Pangeran Damien Dematra juga meluncurkan World Peace & Culture Council, World Youth Peace Day, dan World Children Peace Day.

Pada tahun 2022, ia mendirikan Peace20. Peace20 adalah inisiatif global yang bertujuan untuk terlibat secara aktif sebagai kelompok keterlibatan G20. Ia merupakan sosok dibalik Peace20 yang memegang rekor tanda tangan kolektif untuk “Buku Tertebal di Dunia dengan Pesan Perdamaian.” dengan lebih dari 25.500 orang mewakili 53 negara di lebih dari 5.200 halaman.

“Buku ini sendiri telah mendapatkan rekor dunia dari Royal World Records. Peace20 kini melanjutkan perjalanannya ke India dan diharapkan dapat berlanjut ke negara G20 lainnya,” ungkap Pangeran Dematra.

Dalam acara Tur Hari Kemerdekaan Indonesia baru-baru ini,  ia bersama VOP meluncurkan untuk ketiga kalinya buku tema perdamaian berjudul “The Art of Peace” Volume 1 sebagai bagian dari Tour Perdamaian ini. Buku ini merupakan tribut bagi ratusan ribu karya peserta yang ikut dalam program Visions of Peace Initiative dari tahun 2017 dan merupakan aklamasi bagi para peraih penghargaan yang karyanya diwakili.

BACA JUGA:  LIPUTAN 6 AWARDS 2022 Berikan Penghargaan Untuk Empat Sosok Inspiratif

“Buku ini merupakan presentasi sepenuh hati dari visi dan harapan seorang anak untuk masa depan yang lebih baik dengan kesopanan, martabat dan hidup berdampingan secara damai,” jelas Pangeran Dematra.

Dengan ukuran 59,4 x 84,1 cm, buku ini secara resmi telah masuk dalam rekor Buku Terbesar Dengan Tema Perdamaian di Dunia yg diberikan oleh Royal World Records. Buku ini sendiri telah diperkenalkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat. Peluncuran buku ini dilakukan di 3 kota: Markas PBB New York, Jakarta bersama para Senator dan di Keraton Surakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *