AJV Sukses Gelar Diskusi ‘Spirit Musik Indonesia’, Singgung Hak Royalti Pencipta Lagu, Produser dan Bajakan Diera Digital

AJV gelar Diskusi Hari Musik Nasional ‘Spirit Musik Indonesia’ di Sultan Hotel & Residence, Leonard Nyo Kristianto (Produser JK Records), bersama Bunda Winda, Iswati Fersida dan Liliek Jasqee . (Foto : Fah)

Penyelenggaraan diskusi musik yang digelar Aliansi Jurnalis Video (AJV) divisi hiburan bertajuk ‘Spirit Musik Indonesia’ di Sultan Hotel dan Residence (17/03) berjalan sukses. Diskusi yang dipandu Ote Abadi ini menghadirkan narasumber Fitri Carlina, Rahayu Kertawiguna (Produser Nagaswara), Ato Angkasa, Leonard Nyo Kristianto (Produser JK Records), Liliek Jasqee dan Iswati Fersida.

Dalam diskusi sesi pertama mengenai lagu melayu, Fitri Karlina mengatakan, bahwa genre musik melayu adalah akar budaya yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan musik indonesia.

“Begitu juga dengan dangdut, akar sesungguhnya juga berangkat dari musik melayu dan alhamdulillah bisa bertahan sampai saat ini,” ungkap Fpelantun “ABG Tua” ini.

Ato, Angkasa Band menambahkan, musik melayu adalah musik yang universal dan akrab dengan keseharian masyarakat.

“Musik melayu tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi lagi liriknya begitu mudah dicerna pecinta musik. Berangkat dari itu, Angkasa Band pun menciptakan lagu yang easy listening dan bisa diterima masyarakat,” terangnya.

AJV gelar diskusi Hari Musik Nasional ‘Spirit Musik Indonesia di Sultan Hotel & Residence Ote Abadi bersama Fitri Karlina, Andre Dahlan (perwakilan Nagaswara) dan Ato Angkasa. (Foto : Fah)

Sedangkan Andre Dahlan, perwakilan dari Nagaswara menyatakan dukungannya terhadap musik Indonesia yang terus berkembang.

“Kami sebagai label selalu mendukung penyanyi, pencipta lagu Tanah Air, dan kami selalu serius menggarap musik Indonesia agar terus berkembang,” tandasnya.

Sementara disesi kedua diskusi mengenai lagu keroncong, Leonard Nyo Kristianto menjelaskan bahwa keroncong saat ini sudah berkembang dan JK Records sendiri banyak melahrkan penyanyi keroncong. Tak hanya itu, diera digital ini juga Jeka telah banyak menguploud lagu – lagu keroncong versi lama dari piringan hitam agar bisa dinikmati penikmatnya melalui digital platfrom.

BACA JUGA:  The Park Pejaten Manjakan Pengunjung Dengan Pertunjukan Sirkus Kelas Dunia, Gratis!!

“Sebenarnya disini kita harus punya niat untuk melestarikan budaya asli Indonesia ini, kalau tidak nggak akan berkembang keroncong ini,” papar lelaki yang disapa Nyo, yang  angsung disambut ‘luar biasa’ oleh Ote sang moderator.

Nyo menambahkan bahwa saat ini diera digital juga banyak terjadi bajakan oleh oaring – orang yang tidak bertanggung jawab.

“Kalau dulu ngebajak cd-nya, nah sekarang ini bajaknya melalui downloud baik youtube maupun lainnya, dan bahkan mengaku bahwa itu masternya. Dan ini sudah terjadi,” urai Nyo.

Nyo juga mengapresiasi dengan adanya distribusi musik digital saat ini, namun ia menyarankan agar pengelolaan hak royalti juga harus diperhatikan.

“Distribusi musik digital itu bagus, namun bagaimana pengelolaan hak royalti pencipta lagunya dan hak terkait dari produsernya ? Ditahun 2018 lalu Jeka telah meluncurkan Sofware JK Royalti untuk memberikan hak pekerja seni,” pungkas Nyo.

Acara yang berlangsung sangat meriah ini juga dihibur sejumlah selebriti dan penyanyi diantaranya pengacara Farhat Abbas, Barbie Kumalasari, Seis Band, Novi KDI, Icha Christy, Liliek Jasqee, Iswati Fersida, DJ Cheche, Alf Tatale, Vivian Voo dan masih banyak lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *