Artis bertubuh mungil, Prilly Latuconsina didaulat menjadi Duta Festival Fim Indonesia (FFI) 2021. Prilly resmi dipilih menjadi wajah Festival Film Indonesia hingga Malam Anugerah yang akan digelar pada hari pahlawan, 10 November 2021. Penunjukan ini dilakukan langsung oleh ketua komite Reza Rahadian dengan kesepakatan bersama komite lainnya.
Prilly Latuconsina memulai karier film sejak tahun 2013 dan hingga kini telah membintangi 9 film, di antaranya merupakan box office yaitu “Hangout” film terlaris kelima tahun 2016 dan “Danur: I Can See Ghosts” film terlaris keempat belas sepanjang masa.
Prilly mengatakan bahwa FFI dan anak muda harus bersinergi bersama. FFI bisa menjadi bahan bakar untuk semangat anak muda dalam berkembang.
“Masih banyak sekali aktor muda yang merasa tidak mungkin bisa bertahan di industri ini hanya karena digital aset seperti followers yang dianggap tidak mencukupi. Padahal lama atau tidaknya kita bisa ada di industri ini karena karya dan kualitas diri bukan jumlah followers maupun likes,” terang Prilly.
Ia juga menambahkan, dengan adanya FFI yang didukung anak muda, bisa sama sama mengembalikan pola pikir generasi muda.
“Kualitas diri tidak ditentukan oleh aset digital melainkan kualitas diri dan kejujuran dalam berkarya,” tandas Prilly.
Sementara Reza Rahadian selaku ketua komite menyampaikan, anak muda adalah penggerak perfilman Indonesia. Selain Prilly Latuconsina juga ada 3 Duta FFI lainnya yakni Jefri Nicol, Angga Yunanda dan Tissa Biani untuk kedua kalinya menjadi Duta FFI.
“Terpilihnya 4 anak muda ini semoga Festival Film Indonesia dapat menjangkau lebih banyak orang dan memberikan semangat bagi masyarakat,” harap Reza.
Festival Film Indonesia yang dianggap sebagai barometer bagi insan perfilman Indonesia membutuhkan semua pihak untuk dapat bekerja sama, terlebih anak muda yang merupakan masa depan bangsa. Baik Prilly dan ketiga Duta FFI lainnya sepakat bahwa perlu untuk mendukung Festival Film Indonesia terutama di masa ketika perfilman membutuhkan dorongan semangat melewati masa yang sulit.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1955, Festival Film Indonesia (FFI) digagas sebagai barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia. Melalui berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film tanah air selama setahun terakhir.