Di Bulan Februari 2021, STRO sebuah aplikasi streaming berbasis subscription (SVOD) dari Stroworld merilis sebuah Original Series, berjudul ‘7 Hari Sebelum 17 Tahun’. Film yang disutrdarai Rangga Nattra dan Devi Monica (produser) serta Sarjono Sutrisno (Produser Eksekutif STRO) ini mengangkat isu yang sangat menarik yaitu mengenai perundungan atau bullying. Kisah yang akan dirangkum ke dalam 7 episode ini akan mengupas kejadian-kejadian pilu yang mungkin tanpa disadari oleh pelakunya, telah memberikan kontribusi buruk terhadap psikis dan masa depan korbannya.
“Isu ini sengaja dipilih karena relate sekali dengan keadaan anak-anak sekolah, isu yang seakan dianggap normal untuk ada, padahal seharusnya ditumpas bukan jadi tradisi yang diwariskan ke adik-adik kelas mereka” ujar Sarjono Sutrisno, produser Eksekutif STRO di Virtual Screening & Press Conference original series ‘7 Hari Sebelum 17 Tahun’ Jumat (12/2/2021)
“Kita optimis ‘7 hari Sebelum 17 Tahun’ menjadi andalan Original Series STRO. Harapannya semoga bisa lanjut sampai season 2 dan sterusnya, karena kita juga tes market dan disambut dengan baik. Saya rasa jutaan orang yang menunggu series ini untuk nonton,” tambah Muhammad Ilhamka Nizam, perwakilan STRO.
STRO original series ‘17 Hari Sebelum 17 Tahun’ mengisahkan tentang beberapa potret kehidupan siswa-siswi di SMA. Mereka dihadapkan dengan segenap lika-liku dalam proses penerimaannya di lingkungan sekolah yang tidak selalu mudah sehingga berdampak pada penerimaannya terhadap diri sendiri. Kehilangan percaya diri, kegelisahaan, depresi hingga berbagai latar belakang keluarga yang tidak selalu mulus. Para remaja itu akhirnya mencari penyelesaiannya masing-masing. Dalam hal ini mereka tidak selalu menemukan jalan keluar yang benar. Pada episode pertama, penonton akan disuguhkan dengan perkenalan karakter-karakternya yang rumit dan menarik.
Film yang tayang perdana pada 14 Februari 2021 di STRO ini diperankan oleh Endy Arfian, Tissa Biani, Lyodra Ginting, Marcell Darwin serta beberapa pemain senior seperti Ray Sahetapy, Ginanjar Sukmana dan lain sebagainya.
“Untuk proses pemilihan para pemain ini dari mas Rangga sendiri. Jadi sudah ada gambaran pemainnya, bakal si A atau si B. Memang cukup lama juga pemilhannya sekitar 2 bulanan dan ini sambil bikin scrip juga,” urai Devi Monica, selaku Produser.
Rangga Nattra, sutradara kelahiran pulau Dewata mengaku dalam pemilihan pemain ada kesulitan dan sempat bongkar – bongkar pemain.
“Sempat stres juga, tapi kebanyakan yang gue tunjuk itu pas banget karakternya. Jadi para cast yang terlibat disini, karakternya yang nyari mereka. Buat gue ini semua yang terlibat adalah highest rizki gue di 2021,” papar Rangga.
Kepedulian STRO pada kasus Bullying di Indonesia ini memang tidak setengah-setengah karena partisipasi Biometric Indonesia diharapkan dapat menjadi sarana yang tepat bagi para korban bullying untuk berkonsultasi.
“Kami berharap film ini dapat menjadi wadah bagi mereka yang mengalami perundungan atau Bullying, This is the time to speak out, let’s cope this with us, you are not alone,” pungkas Rangga.Fah