Pandemi Covid 19 punya potensi untuk menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Seluruh daerah diwajibkan untuk siaga. Tak terkecuali Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah yang dipimpin oleh Ir.H. Eddy Raya Samsuri. Dalam beberapa kesempatan, Eddy sudah belajar banyak dari pengalaman daerah-daerah lain terkait mempersiapkan daerah, sumber daya manusia, pendanaan hingga payung hukum dalam mengambil sebuah tindakan konkrit.
“Saya tidak mau daerah saya kecolongan. Belajar dari banyak kasus pengenai pandemi Covid 19, kita seharusnya bijak dan tidak meremehkan persebaran virus ini. Bijak dalam arti tidak panik atau mudah termakan isu. Sementara tidak meremeh, karena ancaman virus ini adalah nyata. Karena itu, saya dan segenap jajaran pimpinan di Barito Selatan meningkatkan koordinasi dan komuniskasi untuk menangkal persebaran Covid 19 di daerah kami,” jelas Ir.Eddy Raya Samsuri saat diwawancai Libertymagz.com.
Dan beberapa langkah konkrit yang ditelah diambil oleh Kabupaten Barito Selatan adalah dengan kesiapan daerah memberlakukan pengawasan ODP dan DPD yang keluar masuk daerah Kabupaten Barsel. Tindakan ini bekerjasama dengan semua pihak dan sebagai kepala gugus tugas Covid 19, Bupati Barsel, Wabub, DPRD, Fokopimda, Skod dan BPBD serta semua pihak tokoh masyarakat, agama , tokoh pemuda dan seluruh penduduk Barsel.
“Semua bahu membahu tuk bahu membahu terutama komando depan camat, Lurah, Kades dan RT/RW bekerjasama mendata dan memantau masyarakat pendatang dan yang masuk dalam pengawasan melampirkan ke Pukesmas dan Rumah Sakit,” urainya.
Eddy lantas menjelaskan sesuai protokol, pertama mendata yang g terindikasi seperti ODP dan PDP untuk melaporklan diri ke tim kesehatan. Kedua, melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh daerah, pengecekan kesiapan tim kesehatan TNI Polri dan BPBD. Yang ketiga, menyiapkan posko di pintu keluar masuk daerah juga pos komando di BPBD Barsel. Ke empat, rumah sakit Jaraga Sasameh di kota Buntok, memiliki ruangan isolasi untuk 11 kamar lengkap dan 3 kamar VIP dengan alat kesehatan dan tim medis lengkap dengan APD.
“Pemerintah daerah telah menyiapkan dana khusus sebesar 2M dengan menyiapkan infrastruktur berupa bangunan khusus yang nantinya digunakan sebagai rumah sakit isolasi,” ungkapnya.
Dirinya juga aktif berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi lanjutnya untuk terus memonitor dan mengikuti arahan.
“Harapan kami, dengan satu pintu dan jalur komando, kami bisa melayani masyarkat dengan lebih baik, tanpa adanya unsur diskriminasi namun tetap dapat melayani dalam kedaruratan,” imbuh lelaki ramah ini.
Saat ini tenaga medis Barsel mendapatkan bantuan berupa 100 stel APD dari pemerintah pusat. Mengenai keputusan untuk karantina wilayah, Eddy menyerahkan kepada keputusan ini pada provinsi dan pusat, daerah hanya sebagai pelaksana.
Meski begitu Eddy mengaku wabah corona ini telah memukul perekonomian daerahnya.
“Yang kami rasakan, ekonomi memang ada penurunan. Sektor bisnis mengalami penurunan 30% hingga 40%. Kita memberikan stimulus kepada buruh dan pekerja harian yang dirumahkan berupa paket sembako kepada tiap desa dan kecamatan. Berupa paket sembako sebesar Rp. 200 ribu seperti sama Progran Keluarga Harapan dari presiden Jokowi,” pungkas Eddy.Fah