Beberapa tahun lalu, perguruan silat Intiraga Silibet menjalin hubungan kebudayaan dengan perguruan silat di Malaysia dan Singapura yang bertujuan sebagai pelestari budaya tradisional.
Kini, dalam rangka menjalin tali silaturrahmi antar Perguruan silat, para pendekar dari Malaysia dan Singapura berkunjung ke Jakarta dalam kegiatan Lintas Budaya Tradisional Antar Negara, pertukaran budaya tradisional Indonesia-Singapura-Malaysia.
Dalam lawatan tersebut, pendekar Temasek (Malaysia) dan Singapura mengunjungi padepokan Perguruan Silat Intiraga Silibet di Pengadegan Timur Raya, Kelurahan Pengadegan, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan pada hari Rabu (25/12).
“Ini merupakan kunjungan balasan Pendekar Temasek dari Singapura dan juga perwakilan sekaligus Tokoh Pelestari Budaya Tradisional dari Malaysia, yang sebelumnya dikunjungi Sanggar Silibet dalam acara launching buku Silat Pengantin di Singapura,” ujar Ramdani selaku Guru Besar Intiraga Silibet dalam sambutannya saat menerima para pendekar silat dari Malaysia dan Singapura, Rabu (25/12).
Lebih lanjut Ramdani menjelaskan bahwa sebagai warga DKI Jakarta yang dikenal dengan Budaya Betawi, harus bisa menjaga dan melestarikan kebudayaan Seni Budaya Betawinya. Saat ini seni budaya Betawi kian tergerus.Untuk itu, harus dilakukan penggalian potensi dan kreativitas seni budaya Betawi sebagai aset kebudayaan lokal yang harus mampu bersaing di era teknologi 4.0 saat ini.
“Dengan adanya potensi dan kreativitas, kita khususnya para pelajar dapat terus maju dan berinovasi tiada henti dengan semangat yang tinggi sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan zaman,” ungkapnya
Intiraga Silibet merupakan seni bela diri asli Betawi. Seni bela diri silat lipet sabet (Silibet) berawal dari permainan bandul lipet yang dikemas dengan gerakan lembut, kasar, dan mematikan. Padepokan Pencak Silat Intiraga Silibet didirikan pada 7 Januari 2009 oleh Ramdani (Guru Besar Intiraga Silibet).
“Awalnya bandul lipet ini hanya diturunkan untuk keluarga. Dan saya belajar ditempat lain dan guru saya mengizinkan untuk Silibet ini diturunkan pada orang lain. Sekarang Silibet memiliki anggota 400 orang di Jakarta dan Bekasi,” cerita Ramdani.
Menurut Malih selaku Ketua Penyelenggara, acara silaturahmi merupakan kali pertama digelar dan mendapat respons yang positif dari masyarakat serta dari para pendekar dari Singapura dan Malaysia.
“Saya nggak menyangka acara ini ternyata diluar dugaan dari sebelumnya. Alhamdulillah Antusias masyarakat besar sekali terhadap acara ini, terlebih acara ini yang terbesar dari acara sebelumnya. Kedepannya kita akan merangkul dari negara lainnya seperti Brunai Darussalam, Cina, Jepang dan lainnya,” kata Malih.
Sementara Mahludin, Asisten Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Selatan menuturkan, bahwa kegiatan ini merupakan sesuatu yang luar biasa, karena meskipun berbeda tetapi bisa menyatukan diri dalam acara ini. Ia berharap dengan silaturahmi ini, masing masing pesertanya bisa mengembangkan diri dan saling bertukar informasi dan saling mengisi.
“Pemerintah akan terus mendorong pengembangan dan pelestarian seni budaya ini, kegiatan ini bisa menjadi wadah pelestarian dan pengembangan seni budaya sesama bangsa serumpun,” urainya.
Turut hadir dalam lawatan tersebut perwakilan Guru Besar Temasek, Paman Iskandar Muda, Guru Besar dari Malaysia, Paman Jafar, serta para guru besar pencak silat wilayah Jabodetabek, Kapolsek Pancoran, Camat Pancoran, Lurah Pengadegan beserta jajarannya dan para tokoh masyarakat.
Dalam acara tersebut digelar beberapa kegiatan kebudayaan lokal masing-masing negara yakni atraksi pencak silat yang dibawakan para pendekar silat dari ke tiga negara. Selain itu juga ditampilkan seni ondel ondel, palang pintu, tari tarian dan tak ketinggalan sajian kuliner khas Betawi seperti kerak telor, dodol betawi, kue gemblong, peyek, rengginang, wajik, serta minuman khas betawi bir pletok.Fah
