Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar bekerjasama dengan 786 Production menghadirkan sebuah film berjudul ‘Ati Raja’ yang disutradarai Shaifuddin Bahrum. Film yang akan tayang perdana pada 7 November 2019 di Kota Makssar ini bercerita tentang seorang penyair dan musisi kelahiran Kassi Kebo di tahun 1906 bernama Ho Eng Ji, dengan latar belakang budaya kehidupan etnis Tionghoa peranakan yang bergaul harmonis dengan masyarakat Makassar.
“Ho Eng Ji ini adalah sosok seniman dan budayawan utama pada eranya . Bahkan setelah kemerdekaan hingga kini karya – karyanya tetap abadi. Ia juga sosok yang meleburkan sekat – sekat etnik dalam masyarakat Makassar,” ujar Ancu Amar selaku produser disela – sela junket press film Ati Raja di Tosary Roxy Hotel, Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, Rabu (30/10).
Ancu juga mengatakan tidak ada istilah pribumi dan non pribumi namun masyarakat etnik lebur dalam satu yakni masyarakat Makassar. Film Ati Raja adalah biopic Ho Eng Ji, peranakan Tionghoa Makassar yang lewat syair – syair lagunya bicara tentang pemaknaan hidup yang lebih hidup.
“Lewat syair lagu dan music, ia bicara banyak hal, kearifan lokal, toleransi dan cinta. Kesuksesannya di dunia music tak semulus hidupnya. Jampir semua karya – karyanya diberangus oleh pencabutan hak cipta dan menjadikan karya NN (No Name) sampai sekarang,” terang lAncu yang juga seorang acting coach alumnus IKJ ini.
Sementara Shaifuddin Bahrum, sang sutaradara mengungkapkan bahwa film Ati Raja merupakan film nasional yang inspiratif yang menampilkan vitalitas anak muda yang kraetif produkstif berkarya, sosok Ho Eng Ji menginspirasi anak muda zaman now.
“Dalam masa sulit perjuangan kemerdekaan, Ho Eng Ji terus berkarya meskipun berada dipengungsian. Film ini mengambil lokasi syuting di daerah Makssar , Barru, Pare Pare, dan Gowa yang masih asri kala itu,” jelas lelaki yang biasa disapa Daeng Uddin ini.
Film Ati Raja dibintangi oleh Fajar Baharuddin (Ho Eng Dji), Jennifer Tungka ( Soang Kie), Stephani Vicky Andries (Ho Eng Gwee), Chesya TjopuTra (Yang Tju). Goenawan Monoharto (Papa Ho Eng Dji), Yatti Lisal (Mama Ho Eng Dji) dan Zulkifli Gani Otto (Gubernur Belanda). Dan didukung oleh Noufah A. Patajangi, Saenab Hasmar, Agung Iskandar, Wandy, Syahriar Toto, Kiki Hehanusa dan lainnya.Fah
