Piala Citra, Presentasi Pencapaian Tertinggi Perfilman Indonesia Di Tingkat Nasional dan Lingkup Dunia

Peluncuran Paiala Citra 2019 di The Tribrata, Jl. Darmawangsa , Jakarta Selatan. (Foto : Fah)

Akan ada banyak program acara yang dirancang buat mendekatkan Festival Film Indonesia dengan masyarakat. Salah satunya, pemutaran film di berbagai lokasi sekitar stasiun MRT. Ada pula Duta Piala Citra 2019, yakni juru bicara yang dipilih untuk memperkuat posisi Piala Citra di masyarakat. Mereka adalah Laura Basuki, Tara Basro, Chicco Jericho, dan Gading Marten.

Demikian disampaikan Lukman Sardi, Ketua Komite FFI 2018-2020 dalam Peluncurkan Piala Citra 2019 di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (23/9).

Seperti tahun sebelumnya, penghargaan Piala Citra ini tetap mengusung tema besar #FilmBagusCitraIndonesia. Penghargaan Piala Citra adalah ikhtiar bersama mencari, memilih, dan mempromosikan film-film dan kerja artistik terbaik sepanjang tahun yang dapat merepresentasikan pencapaian tertinggi perfilman Indonesia di tingkat nasional dan lingkup dunia.

Lukman menjelaskan, bersama Badan Perfilman Indonesia (BPI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Komite FFI melakukan evaluasi untuk mencari tahu apa yang harus diperbaiki tahun ini.

“Terutama yang penting adalah penilaian, supaya kita dapat menghasilkan yang lebih baik lagi,”ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa tugas Komite FFI pertama ini membentuk fondasi. “Tentunya perlu proses, tapi kita pastikan akan diperkuat dengan organisasi yang lebih rapi,” katanya.

Menandai penyelenggaraan kc-39, Komite FFI melalui penghargaan Piala Citra ingin semakin mengukuhkan posisinya sebagai otoritas kualitas film Indonesia. Misi tersebut tertuang dalam tema besar #FiImBagusCitraIndonesia. Hal itu tercermin melalui tiga kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian, yaitu gagasan dan tema, kualitas estetika, serta profesionalisme.

BACA JUGA:  Sang Ratu Dangdut, Elvy Sukaesih Jadi Pasangan Duet Academia di Babak Top 9 Group 3 D'Acadmy Asia 6
Peluncuran Paiala Citra 2019 di The Tribrata, Jl. Darmawangsa , Jakarta Selatan. (Foto : Fah)

Setelah dua tahun sebelumnya menerapkan sistem baru, penilaian semakin diperkuat dengan penambahan proses seleksi. Tahun ini dibentuk tim seleksi yang berisikan kurator dari berbagai profesi, yaitu akademisi, jurnalis, dan pekerja fllm. Mereka bertugas menyeleksi seluruh film yang lulus sensor dan ditayangkan di bioskop Indonesia untuk dikerucutkan menjadi daftar pendek berisi sekitar 30-50 fllm.

Film-film terpilih ini kemudian akan dinilai oleh asosiasi profesi untuk menetapkan nominasi dalam beberapa kategori. Pemilihan pemenang kemudian akan dilakukan dengan mekanisme voting oleh anggota FFI yang mengkonfirmasikan diri untuk ikut voting tahun ini.

Film yang berhak mengikuti seleksi adalah film yang sudah ditonton di bioskop periode 1 Oktober 2018 – 30 September 2019 (umum/ berbayar/ pemutaran khusus). Berikutnya akan diumumkan nama-nama yang terdapat dalam tim seleksi, juga berbagai kegiatan lain yang akan dilakukan menuju Piala Citra 2019.

Di bulan Oktober, Festival Film Indonesia bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, akan melakukan kegiatan di Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) untuk pemutaran film, temu sapa dan realisasi pengembangan pendanaan. Pemutaran film akan diisi oleh film-f’ilm Indonesia yang mendapatkan nominasi Piala Citra dari tahun 2015 2018. Sedangkan temu sapa akan menghadirkan para sineas dan bintang film dari para kompetitor tahun ini. Para sineas dan bintang film akan melakukan temu sapa dengan pengunjung PKN dan bercerita sedikit mengcnai film mereka.

BACA JUGA:  HUT SCTV 32XTRAORDINARY Tebar Kemeriahan, Hadiah dan Kepedulian Hingga Datangkan Penyanyi Asal Inggris, ANNE MARIE
Chicco Jericho dan Laura Basuki sebagai salah satu Duta FFI 2019. (Foto : Fah)

Di bulan November, Festival Film Indonesia akan mengadakan Malam Pengumuman Nominasi dan eksibisi Piala Citra 2019. Setelahnya dilakukan pemutaran film nominasi Piala Citra 2019 dan temu sapa di 3-5 kota yang memiliki bioskop dan sekolah seni.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1955, Festival Film Indonesia (FFI) digagas sebagai barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia.

”Melalui berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film tanah air selama setahun terakhir,”pungkas Lukman Sardi.Fah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *