Selain Pentaskan 31 Group Tari, JDMU 2019 Gelar Diskusi dan Pameran Foto

JDMU gelar diskusi, Oameran foto dan tarian di TIM, Jakarta. (Foto : Fah)

Komite Tari Dewan Kescnian Jakarta kembali menggelar acara Jakarta Dance Meet Up (JDMU) yang berlansung 23-25 Agustus 2019 pukul 15.30 22.00 WlB di Gedung Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

JDMU kali ini juga multicvents, terdapat banyak agenda lain. Selain menggelar penunjukan tari, tahun ini juga menghadirkan Pameran Foto dan Sesi Diskusi. Satu hal yang sama, JDMU tetap terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.

“Durasi JDMU tahun ini lebih lama dari tahun sebelumnya, yaitu berlangsung 3 malam, dan menghadirkan lebih banyak komunitas tari, yaitu 16 group/komunitas,”ujar Rusdy Rukmarata, anggota Komite Tari DKJ beberapa waktu lalu.

JDMU adalah wadah rutin untuk grup/ komunitas tari pemula yang dikurasi oleh DKJ agar memiliki pengalaman pentas dan pendidikan manajemen. Hingga tahun ini JDMU telah diadakan berapa kali dan mementaskan sebanyak 31 group tari di Jakarta.

“JDMU adalah wadah untuk regenerasi dalam dunia tari yang tidak semata mementingkan pentas, tapi juga manajemen dan proses lainnya seperti jan’ngan sesama komunitas hingga media dan penonton,”tandas Rukmarata

JDMU gelar diskusi, Oameran foto dan tarian di TIM, Jakarta. (Foto : Fah)

JDMU tahun ini menampilkan DMP Project, Bahasa Dance Project, Ballet Sumber Cipta/ Kreativitat Dance Indonesia, Mudamove, KIG Dance Community UPI Bandung, Jakarta Dance Art Education ‘17, Lentera Fannani Dance, UKM Unit Seni Budaya Trisakti, Indonesia Dance Company, Noken Lab, Swargaloka, Bidar Dance Community, Citra Istana Budaya, Last Team, EKI On Call, dan Daun Gatal.

BACA JUGA:  Hilmar Farid, Revolusi Karakter Jantung Gerakan Nasional Revolusi Mental

Adapun Pameran Foto menyajikan sejumlah karya foto dokumentasi milik DKJ selama ini dalam merekam peristiwan JDMU sejak pertama kali diselenggarakan tahun 2017 lalu. Pameran yang dikuratori Firman Ichsan ini bertempat di Lobby Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzkui (GBB-TIM).

Sedangkan sesi diskusi diselenggarakan tiap hari pada pukul 15.30 WIB. Pada hari pertama, diskusi menggelar tema “Komunitas Tan’ sebagai Sekolah Altematif” dengan pembicara Rury Nostalgia dan Aiko Senosoenoto. Hari kedua diskusi “Fotografl Tari” dengan pembicara Firman Ichsan dan Rusdi Rukmarata. Kemudian di hari terakhir, diskusi dengan tema “Perempuan, Seni dan Kodrat” dengan narasumber Amna Kusumo, Ajeng Soelaeman, dan Alisa Soelaeman.

JDMU gelar diskusi, Oameran foto dan tarian di TIM, Jakarta. (Foto : Fah)

JDMU kali ini juga diluncurkan buku UNBOXING TARI yang merangkum dan mencatat program Komite Tari DKJ sebelumnya yang membahas secara khusus tentang Makna Politis dan Ruang dan Makna Politis dan Tubuh.

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) merupakan sebuah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat seniman, dan telah dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 7 Juni 1968. DKJ mempunyai 6 (enam) bidang komite, yaitu Seni Rupa, Film, Sastra, Teater, Musik, dan Tari. Tujuan dari DKJ adalah sebagai mitra kerja gubemur untuk merumuskan kebijakan, serta merencanakan berbagai program guna mendukung kegiatan dan pengembangan kehidupan kesenian di wilayah Jakarta.

Adapun peran Komite Tari DKJ yaitu memfasilitasi, serta merangkul komunitas tari di Jakarta. Kami bemsaha mengumpulkan komunitas tari di Jakarta untuk bekerja sama dengan satu tujuan yakni menggiatkan kembali pertunjukan tari di Jakarta. Pada akhimya, program ini adalah milik bersama, yang digagas oleh Komite Tari DKJ dan dimiliki oleh Komunitas Tari Jakarta yang bekerja sama saling membantu demi menggiatkan kembali pertunjukan tari, dan ekosistem seni budaya di Jakarta pada umumnya.Fah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *