Terapi NTS atau Neuro Tendo Stimulasi yaitu terapi dengan menstimulasi pada bagian urat saraf dan otot pada tulang belakang. Untuk metode nya terbagi dua yaitu menstimulasi saraf ototnya melalui tubuh fisik dan menselaraskan dengan tubuh energi, bila tubuh sakit maka tubuh energinya tidaklah seimbang maka harus dibetulkan. Manfaatnya sebenarnya berhubungan dengan urat syaraf terjepit seperti yang berhubungan dengan lambung, dan juga mengakibatkan beberapa organ bermasalah dipinggang yang berhubungan dengan pencernaan, saraf organ gerak terganggu maka berhubungan dengan kaki kanan atau kiri, di leher kebawah yang berhubungan dengan tangan, dan leher ke atas migrain, insomania, vertigo yang merupakan syaraf terjepit di bagian vertical.
“Intinya dengan sikap tubuh yang tidak benar tulang belakang senantiasa yang tidak tegak lurus baik itu duduk yang tidak benar, tidur sambil nonton tv atau bantalnya terlalu tinggi maka akan mengakibatkan tulang belakang akan terjadi kompresi atau bengkok sehingga dapat menjepit syarafnya,”jelas Rama Prajna sang terapis saat ditemui di Klinik NTS, Gedung Indra Sentral Bolk AH / AI, Jl. Letjen Soeprapto No.60, Cempaka Putih – Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Lelaki yang biasa disapa Rama menuturkan bahwa penyakit yang berhubungan dengan bagian syaraf tidaklah boleh diremehkan karena bila terlalu lama tidak dibenahi akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesehatan. Seperti kasus yang dialami oleh Nes (27 tahun) asal Oman yang pernah ditanganinya. Ia mengalami syaraf terjepit di bagian lumbal 45 dimana sendi tulang belakang menjolor keluar dan terjadi kompresi atau ganggaun saraf otot – otot kaki sehingga pada bagian kaki terasa nyeri, linu, kebas dan tidak terasa bila menyentuh apapun. Pada dasarnya tulang belakang terbagi menjadi 4 bagian yaitu servikal (leher), terakal (punggung) , lumbal (pinggang) , sakrum (tulang ekor).
“Ini harus ditangani sedini mungkin bila tidak resikonya akan besar, karena menyebabkan aliran darah tidak lancar sehingga lama – lama masa ototnya layu atau berkurang dan kakinya akan berat untuk melangkah Ini hanya sebagain kasus saja bahkan akibat terjepinya tulang lumbal, kakinya terkena benda tajam tidaklah merasakan dan ini tentunya sangat berbahaya sekali, bisa terjadi kelumpuhan,”urainya.
Dikatakan Rama dalam melayani pasiennya ia tidak membeda-bedakan gologan tertentu, semuanya mendapatkan pelayanan yang sama, mulai dari yang bawah hingga menengah keatas. Selama pasien yang datang padanya mulai dari masayarakat kecil, karyawan pemerintahan/swasta, pejabat dan juga kalangan artis.
“Kami tidak bisa menyebutkan nama orang nya karena privacy, namun yang pasti mereka memiliki keluhan syarafnya,”akunya.
Dalam melakukan terapi NTS ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan diantaranya dengan mendeteksi menggunakan energi untuk mengetahui bagian bagian mana yang harus diterapi. Untuk menentukan titik syaraf yang harus diperbaiki dengan penekanan pada bagian-bagian yang dianggapnya sakit.
“Bila terasa sakit pada titik itu maka akan dilakukan stimulasi,dan titik-titik yang diterapi tentunya tergantung keluhannya. Tapi untuk tulang belakang kita wajib distimulasi karena senter dari semua permasalahan yanga ada,”tegasnya.
Sedangkan alat yang digunakan untuk terapi NTS Rama menggunakan alat dengan berbagai macam bentuknya yang terbuat dari tanduk kerbau seperti sendok, garfu, centong dan lain-lain. Menurutnya tanduk kerbau selain mudah dibentuk juga dipercaya dapat menyingkirkan energi negative dan dibuatnya pipih sesuai dengan tangan terapisnya. Untuk alatnya lebih dari 10 macam bentuknya namun standar yang digunakannya hanyalah satu.
“Fungsi dari alat-alatnya semuanya berbeda – beda baik untuk syaraf mata, syaraf tulang, maupun syaraf kepala ,”tandas lelaki yang memperdalam ilmu NTS di Hongkong dan China ini.
Rama menambahkan bahwa di tulang belakang banyak terdapat syarafnya sehingga dengan memperbaiki tulang syaraf tersebut tubuh akan membentuk imunitas atau daya tahan tubuh dengan sendirinya.Imunitas terbentuk secara alami dan terapi NTS ini tidak menggunakan obat-obatan atau herbal.
“Tapi sebaliknya bila sistem syaraf tulang belakang terganggu secara otomatis imunitas tubuhnya akan menurun dan mudah sekali kena virus, bakteri dan lainnya,”katanya.
Setelah melakukan deteksi energi dan fisik barulah dilakukan terapi dengan stimulasi selama lebih kurang 45 hingga 60 menit. Dan setelah penerapian selesai maka yang terakhir melakukan penyelerasaan energi pada seluruh tubuh. Fungsinya untuk menyeimbangkan guna mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan biaya yang dikenakan untuk pasien sebesar Rp.300 ribu persekali terapi.
Rama mengajurkan dalam masa terapi agar menghindari makanan seperti emping, jeroan, dan buah-buahan yang sifatnya dingin seperti pir, semangka, papaya dan melon . Bila pantangan ini tidaklah di lakukan maka otot-ototnya akan kembali kaku. Dikarenakan buah ini sifatnya dingin jadi tidak bagus dikonsumsi karena dapat membekukan syaraf otot.
Rama Prajna merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Suhu Haryanto dan Emmy Suharyanto. Dirinya belajar kungfu sejak kecil dari sang ayah yang memiliki ilmu bela diri dan juga sekaligus pengajar disalah salah satu perguruan Kungfu Ular Mas. Sambil belajar ilmu beladiri dengan sang ayah, ia juga menekuni pengobatan NTS. Suhu Haryanto sanga ayah mengajarinya guna kelak anaknya dapat mengikuti jejaknya di dunia pengobatan NTS.
Suhu Haryanto sang ayah yang mempelopori dan mengajarkan terapi NTS ini bermula dari hanya sebatas mengobati cidera baik keseleo taupun terkilir yang dialami oleh murid – muridnya saat latihan kungfu. Awalnya Suhu hanya menggunakan tangan untuk mengurut ataupun memijat bagian yang cidera. Namun dengan alasan tidak terjangkau akhirnya iapun menggunakan alat baik tusuk gigi, ranting pohon, bolpen ataupun benda – benda yang bisa membantu menyehatkan otot – ototnya.
“Setelah berkembang dan seiring berjalannya waktu akhirnya saya mencoba menggunakan alat seperti tanduk kerbau yang sudah dimodifikasi, sendok dan garfu . Alat – alat ini sebenarnya dari kreatifitas sendiri yang dibentuk untuk bisa menjangkau saraf dan otot agar bisa distimulasi,”terang Suhu Haryanto yang mengajar kungfu sejak tahun 1976 ini.Fah