Untuk kedua kalinya Bikers Subuhan menggelar kajian di ‘Musholla Parjo ‘ selama 2 hari pada 6-7 Juli 2019 di Museum Purna Bhakti Pertiwi Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dalam kesempatan itu hadir berbagai komunitas motor muslim dari berbagai daerah mulai dari Jakarta, Bandung, Lampung, Tegal, Palembang, Kerawang, Cikarang, Tasikmalaya, Bali dan sebagainya. Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Bikers Subuhan, Rain, Al Muhajirin, Kampung Qur’an, Ahoy Geboy, Madanitv.net, Bukalapak dan Parjo Jakarta.
Selain itu juga hadir sebagai pemberi kajian diantaranya Aa Ardhysn, Ustadz Ismeidas dan Dana Suryo, Menurut Jhody total gelaran Bikers Subuhan ini sudah yang ke 5 kalinya sejak tahun 2012, dimana di tahun 2013 telah membangun Musholla di Senayan, Jakarta.
“Ini kali kedua berkolaborasi dan membuat Musholla yang layak. Kenapa saya bilang layak? karena dulu asal jadi aja dengan seadanya, baik tenda , tempat wudhu dan lainnya. Sekarang kita tempat wudhunya sendiri ada tenda yang layak. Alhamdulillah juga ada donator juga banyak baik buat sajadah, mukena, sandal, sarung dan mereka mewakafkannya,”terang Jhody.
Dikatakan Jhody bahwa Musholla yang dibuatnya ini adalah hanya sekitaran event – event tertentu saja. Menurutnya dimana diadakan event maka setidaknya ada tempat beribadah yang layak.
“Jadi baik peserta pameran, para pengunjung ataupun komunitas motor tidak lagi beribadah di tempat bothnya. Dan juga ibadah nya tidak ditunda – tunda lagi apalagi melalaikannya. Jadi kita menciptakan tempat walaupun berkegiatan berjualan, kita masih bisa memberikan tempat untuk ibadah,”jelas lelaki berkaca mata dan kepala plontos ini.
Jhody juga menuturkan bahwa Musholla Parjo ini bukan sebuah basecamp anak motor, namun sebuah gerakan yang dipelopori oleh komunitas motor untuk menciptakan bagaimana orang bisa beribadah dengan nyaman. Tempat ibadah yang dimaksud lanjut Jhody adalah tempat ibadah yang layak mulai dari kebersihannya dan lainnya.
“Adakan yang datang yang hanya celana pendek aja, namanya juga anak motor. Jadi kita disini sediakan sarungnya,”tandas pendiri ‘Ahoy Geboy’ bersama Edwin ini.
Dalam kesempatan tersebut para komunitas motor yang hadir dikejutkan dengan kedatangan mantan Wakapolri, Komjen Nanan Soekarna yang merupakan penggede di HDCI, dimana dirinya datang saat kumunintas motor sedang mengadakan kajian. Iapun mensuport dengan acara yang digelar oleh bikers.
”Pak Nanan bareng bersama – sama ikut kajian dan sholat dzuhur berjamaah. Saya mengenal pak Nanan sudah lama sekali dan beliau orang yang konsen sama ibadah. Iapun respect dengan acara yang kita gelar dan juga pengen masjidnya didatangi oleh kita – kita untuk kajian juga,”kata Jhody.
Sementara salah satu bikers, Jacklyn dari Polda Metro Jaya mengatakan bergabungnya dengan komunitas motor ini sebagai langkah untuk memberikan edukasi kepada anak –anak motor bahwa club motor bukanlah geng motor seperti yang dikatakan banyak orang.
“Selama ini banyak diidentikkan anak bikers itu bikin ngaco, begallah atau segala macamnya. Nah itu lain, jangan disamakan dengan geng motor, makanya kita kasih tahu, kita ini club motor bukan geng motor. karena geng motor identik dengan tindak kriminal,’papar Jacklyn.
Dengan gerakan seperti yang dilakukan oleh para bikers, Jacklyn melanjutkan sangatlah bagus dan dirinya juga mensuport. “Dengan adanya seperti ini kan enak , kita bisa sholat berjamaah, bisa kumpul dan bisa ngobrol ataupun sharing,”pungkas lelaki berambut gondrong berwarna kuning ini.Fah