Ini Kata Spiritualis Tentang Pemindahan Ibukota Negara Agar lebih Hokky

Kota Jakarta . (Foto : Palingseru)

Badan Perencanaan Pembangaunan Nasional (Bappenas) telah menyampaikan hasil kajian mengenai pemindahan ibukota negara melalui Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet, pada akhir April 2019 lalu. Ada enam poin yang menjadikan alas an kuat, mengapa ibu kota Negara harus dipindahkan ke tempat lain

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, menyebutkan pemindahan ibu kota diperlukan karena enam alasan utama, yakni: Pertama, mengurangi beban Jakarta dan Jabotabek, kedua, mendorong pemerataan pembangunan ke wilayah Indonesia bagian timur. Ketiga, mengubah mindset pembangunan dari Jawa Centris menjadi Indonesia Centris. Keempat, memiliki ibu kota negara yang merepresentasikan identitas bangsa, kebinekaan dan penghayatan terhadap Pancasila. Kelima, meningkatkan pengelolaan pemerintahan pusat yang efisien dan efektif. Dan terakhir, untuk memiliki Ibu kota yang menerapkan konsep smart, green, and beautiful city untuk meningkatkan kemampuan daya saing (competitiveness) secara regional maupun internasional.

Ada banyak pilihan lokasi yang mungkin dapat dipilih menjadi ibukota baru Indonesia. Bambang mengaku sudah mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo, lokasi Ibu Kota baru nantinya harus berada di tengah NKRI. Keinginan itu karena untuk kemudahan akses seluruh provinsi serta harus dapat mendorong pemerataan antara wilayah barat dan timur Indonesia.

“Pemerintah mendesain ibu kota baru untuk mendorong pemerataan ke laur Jawa, karena itu, Presiden RI lebih memilih opsi ketiga, memindahkan ke luar Jawa, untuk pemerataan ekonomi dan besar ibu kotanya pun akan dikendalikan,” ujar Menteri Bambang.

Ada tiga opsi kepada yang di tawarkan pada Presiden Jokowi. Pertama menetapkan Distrik Pemerintahan (Government District), tetap di Jakarta, kawasan khusus Pemerintahan di sekitar istana, Jakarta. Alternatif pertama mengacu pada contoh Vientiane (Laos), Jurong Gateway (Singapore), Pudong (Shanghai), dan HafenCity (Hamburg).
Alternatif kedua yakni memindahkan Ibu Kota ke wilayah dekat Jakarta dengan jarak 50-70 km. Ini didapat dari referensi Putrajaya (Malaysia), Kotte (Sri Lanka), dan New Kabul (Afghanistan).

BACA JUGA:  BRI Dukung Polri Memberikan Apresiasi Pada Dunia Jurnalistik

Alternatif terakhir yang direstui Jokowi yakni memindahkan Ibu Kota ke Luar Jawa/KTI. Untuk alternatif ini sudah ada contoh seperti Brasilia (Brazil), Sejong (Korea), Canberra (Australia), Washington DC (USA), Islamabad (Pakistan), Astana (Kazakhstan), dan Naypidyaw (Myanmar).

Ir Gunadi Wwidjaja – Pakar Fengshui dan Astrologi. (Foto : Fah)

Ir. Gunadi Wwidjaja – Pakar Fengshui dan Astrologi

Dari berbagai pilihan Ibukota yang diusulkan dalam Ratas Kabinet, menurut Gunadi, secara Fengshui adalah Kalimantan. “Begini perhitungannya secara fengshui, kita bagi wilayah Indonesia menjadi empat bagian. Dari titik tengah adalah disesuai dengan tanggal lahir Indonesia, 17 Agustus 1945, pukul 10.10. unsur tanahnya lemah.  Jadi berdasarkan teori astrologi menganut asas keseimbangan, jika tanah yang lemah, perlu penambahan unsur tanah atau api untuk menguatkan posisi fengsui Indonesia,” buka Gunadi.

Titik tengah Indonesia itu adalah di wilayah, Kalimantan Selatan (Tanah Bumbu, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. “Saya melihatnya potensi kuat justru dimiliki oleh Kalimantan Tengah. Sebab unsur dari Kalimatan Tengah adalah Tanah, sehingga jika ibukota berada di sana, maka unsurnya akan sangat menguatkan. Kecuali tanggal kemerdekaan kita ganti, maka penentuan ibukota bisa kita rubah. Tapi hal itu kan tidak mungkin,” jelas Mas Gunadi.

Gunadi lantas mencontohkan jika Jakarta juga memiliki unsur tanah. Karena itu Jakarta cocok menjadi ibukota, hanya saja Jakarta sudah terlalu penuh dan sudah tidak ada lagi arah untuk pengembangan sebagai ibukota Negara.

Titik tengah sebagai ibukota itu harus dilihat secara makro Indonesia, artinya, kita tidak bisa lagi melihat berdasarkan pulau. Dan dari awal setelah perhitungan, Kalimantan adalah titik tengah selain posisinya sangat strategis dan mudah untuk melakukan control pada daerah-daerah diseluruh Indonesia.

Dengan dipindahkan, lanjut Gunadi, maka pemerataan pembangunan dan ekonomi bisa terwujud. Jakarta tetap menjadi sentra bisnis, sementara daerah lain bisa menjadi Ibukota Negara. “Sudah banyak contohnya, Di Amerika, bukan New York ibukotanya, padahal New York adalah pusat bisnis bagi Amerika. Mereka justru menempatkan ibukotanya di Washington DC. Langkah-langkah strategis inilah yang harus dipelajari, dan jika memungkinkan dan menguntungkan harus kita contoh, semua ini demi kemajuan Indonesia,” tegas master Fengshui ini.

BACA JUGA:  Livienne Russelia, Luncurkan Brand 'Martinez Beaut' Dengan 10 Produk Andalannya

Dengan kata lain, imbuh Gunadi, sudah saatnya melakukan pemerataan konsentrasi, baik itu ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya. Memisahkan ibukota sebagai pusat pemerintahan dengan pusat bisnis adalah langkah yang sangat tepat. Dimasa yang akan datang tidak akan lagi terjadi over lapping dan terpusatnya berbagai hal seperti yang saat ini terjadi di Jakarta.

Dari Kalimantan, menurut Gunadi maka lokasi yang paling cocok adalah Kalimantan Tengah, dan yang perlu dipikirkan adalah struktur tanah, yakni sebaiknya yang tidak berbatu. Sebab, jika yang berbatu menurut aturan fengsui tidak cocok karena chi nya kurang bagus, sehingga tidak mendatangkan keberuntungan bagi yang mendiami diatasnya.

Idealnya, secara fengshui, kebutuhan tanah untuk ibukota ini minimal membutuhkan 50 sampai 100 hektar tanah sebagai tempat pembangunan untuk menjadikan daerah tersebut menjadi kota terpadu. Tapi luas ini tidak mengikat, tergantung kebutuhan saja. “Kalau kita lihat, maka ideal pindah ibukota negara tahun pindahnya adalah pada tahun 2025 hingga 2027. Kalau untuk hitungan hoky maka, 2027 karena pada tahun itu elemen tanah dan api masuk, dan tepatnya di bulan 11 sampai 12. Dasar perhitungannya bulan adalah kekurangan elemen air, karena itu pilihan jatuh pada bulan air, bulan 11 dan 12. Semua ini menganut perhitungan rumit, agar Indonesia mengalami balancing secara fengshui,” ungkap Gunadi.

Bunda Retmo – spiritualis . (Foto : Fah)

Bunda Retno – Spiritualis

Terkait pemindahan ibu kota tersebut, menurut pandangan Spritualis, Bunda Retno, Presiden sebelum Jokowi, sempat terbersit ide untuk memindahkan ibukota di dekat Jakarta, yakni di Jonggol. “Saya melihat lokasinya bagus, masih dekat dengan ibukota yang lama. Yakni Puncak Dua. Jonggol memang cocok untuk tempat usaha. Namun hemat saya kalau untuk ibukota kurang cocok, karena sudah bising. Dan menurut kartu tarot, Jonggol memiliki energi yang sangat bagus untuk usaha,” ujarnya saat ditemui Libertymagz.com.

BACA JUGA:  Tahap Kedua ‘Peduli Jurnalis’ Berikan Paket Sembako Kepada Jurnalis dan Masyarakat

Sementara, lanjut Bunda Retno, jika pemilihan ibukota di Kalimantan, kartu tarotnya menunjukkan hal yang bagus. Ada banyak dukungan spiritual disana. “Saya melihatnya di kartu, Kalimantan adalah ladang uang. Saya melihat yang memungkinkan adalah Kalimantan Timur. Jika ibukota di pindahkan ke Kaltim maka perekonomian Indonesia juga akan ikut terdongkrak. Secara ekonomi Palangkaraya, Kalimantan Tengah justru kurang baik dari sisi ekonomi untuk Indonesia. Meski lahan masih luas dan sangat memadai, namun Palangkaraya kurang cocok untuk backup spiritual bagi Ibukota Negara,” paparnya.

Kalimantan Selatan justru muncul sebagai calon lokasi ibukota yang sangat potensial. Karena dilokasi ini, menurut kartu tarot, perputaran uang bisa dengan ccepat terjadi. Hal ini sangat dibutuhkan sebagai prasyarat berputarnya roda ekonomi suatu Negara.

Bunda Retno, menilai Makasar  justru   cocok untuk lokasi pemindahan ibukota. Ada banyak hal yang menurutnya akan membuat ibukota Negara justru makin berkembang. Ada nuasa perubahan dan semangat di Makasar ini yang terlihat dari kartu tarot. “Makasar justru memiliki peluang bagi Indonesia untuk berkembang secara ekonomi dan social bila ibukota Negara ada disana. Konektifitas antara wilayah timur dan barat Indonesia bisa dengan cepat dilakukan. Artinya perkembangan ini dapat terjadi pada dua sisi sekaligus. Saya juga melihat adanya konektifitas antara masyarakat dengan perkembangan daerahnya bila ibukota di pindah disana,” ujar Bunda Retno. Hanya saja, lanjutnya Bunda Retno, Kita perlu hati-hati, karena menurut kartu Tarot, wilayah Makasar dikuasai oleh aura wanita.Fah/Wis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *