Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) kembali menggelar Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IAI pada 12-15 Maret 2019 di Kota Bandung Jawa Barat. Kali ini acara yang dikuti oleh tidak kurang dari 2000 apoteker dari seluruh Indonesia mengambil tema ‘Enhancing Public Acceess to Pharmacists di Digital Era’.
“Tema kali ini sejalan dengan perkembangan dunia digital yang juga merambah ke bidang kesehatan. Bagaimanapun, kesehatan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ikut berkembang sejalan dengan perkembangan budaya dan interaksi sosial masyarakat. Saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan manusia telah memasuki era digital,”ujar Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt selaku Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Ikatan Apoteker Indonesia disela – sela preskonnya di Jakarta, beberapa waktu lalu
Dengan semakin berkembangnya interaksi sosial dan perkembangan teknologi informasi pada era digital, membuka berbagai peluang pengembangan praktek profesi kefarmasian. Dunia kefarmasian dimana sebagian besar pekerjaannya membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi, tentu saja tidak dapat terhindar dari dampak era digital.
“Era digital telah membawa perubahan dalam proses pemberian obat kepada pasien, dimana pasien bisa mendapatkan obat tanpa harus ke apotek atau toko obat. Penyampaian informasi obat, pelaksanaan konseling, dan bahkan pemantauan kepatuhan minum obat dapat dilakukan tanpa harus melakukan kunjungan atau bertemu langsung kepada pasien,”terangNurul Falah.
Di sisi lain, perkembangan era digital dan disrupsi informasi seperti saat ini juga membuka peluang-peluang penyalahgunaan sediaan farmasi, yang menuntut perlunya upaya-upaya pengawasan yang lebih komprehensif dan IT-based. Mencermati hal-hal tersebut, era digital dan disrupsi informasi seperti saat ini harus disikapi dengan bijak oleh seluruh tenaga kesehatan, termasuk apoteker.
“Jika mampu memanfaatkan kemajuan teknologi, apoteker justru mampu meningkatkan perannya sebagai satu-satunya tenaga kesehatan yang berwenang dan berkompeten di bidang kefarmasian,”tandasnya.
Menurut Nurul Falah untuk pesertanya Rakernas dan PIT IAI ini berasal dari berbagai bidang kerja yang menjadi ranah apoteker, baik dari bidang rumah sakit, industri, kosmetik, obat tradisional, distribusi, apotek, puskesmas maupun apoteker yang terjun di bidang pendidikan maupun berdinas di birokrasi.
“Pertemuan ini akan menjadi sarana bertemu para apoteker, para Ketua Program Studi Farmasi, Akademisi, Industri, Rumah Sakit, Pebisnis dan Regulator untuk bisa berdiskusi dan berkolaborasi dalam berbagai bidang. Dari pertemuan, diharapkan akan dihasilkan ide-ide baru dan kerjasama-kerjasama baru untuk lebih meningkatkan akses masyarakat kepada apoteker dalam era digital,”jelasnya.
Rencananya Menteri Kesehatan RI, Prof Dr Nila Juwita Moeloek akan membuka acara sekaligus menjadi keynote speaker. Selain itu, Kepala BPOM, Dr Penny Lukito serta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akan hadir memberikan sambutan pada upacara pembukaan, Rabu (13/3).
Sejumlah narasumber akan memberikan materi baik dalam pembekalan pada peserta rakernas maupun pembicara dalam workshop dan simposium. Diantaranya Dirjen Kejarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, pejabat dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI,Prof Rhenald Kasali, para praktisi dan akademisi farmasi yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri.Fah