Berdakwah Lewat Film ‘Rindu Baitullah’ Agar Lebih Cepat Dipahami dan Diserap Oleh Masyarakat

Ustadz Nur Anwar Amin  atau Adjie Nung – Produser Eksekutif bersama para pemain film ‘Rindu Baitullah’ (Foto:Fah)

Berangkat dari kisah nyata bernama Hana yang mendapat dorprize umroh di acara Wisata Haji 2000 jamaah yang diselenggarakan oleh KBIH Attaqwa KH. Noer Alie Bekasi, Yayasan Wafizs Al-Amin Center dan KBIH Attaqwa memproduksi sebuah film religi berjudul ‘Rindu Baitullah’. Film yang digarap sutradara Chep Iram Idris ini menurut Ustadz. Nur Anwar Amin selaku Produser Eksekutif bahwa film ‘Rindu Baitullah’ merupakan film perdananya sekaligus juga dalam menuangkan karya dan berdakwah melalui perfilman.

“Hana ini adalah seorang anak dari seorang ibu yangg hidup dalam keadaan miskin, pekerjaan kesehariannya sebagai pencuci pakaian. Walau hidupnya susah, tetapi tersimpan di hatinya keinginan yang sangat besar untuk bisa menunaikan ibadah Umroh, berkunjung ke Baitulloh dan Berziarah ke Maqom Rasulullah SAW,”ujar laki – laki yang akrab disapa Ajie Nung ini disela-sela preskon film ‘Rindu Baitullah’ di Masjid Istiqlal, Jakarta (1/4).

Ustadz Nur Anwar Amin – Produser Eksekutif saat memberikan keterangan pers film ‘Rindu Baitulla’ pada awak media di Masjid Istiqlal- Jakarta (Foto:Fah)

Ia juga menerangkan dengan film ini juga merupakan salah satu sarana media yang lebih cepat untuk memahami sebagai pesan dakwah kepada masyarakat ketimbang membaca buku. “Masyarakat Indonesia itu lebih senang menonton ketimbang membaca, saya menyampaikan pesan dakwah ini secara visualisasi, karena dengan menonton itu bisa lebih cepat diserap ketimbang membaca buku,” katanya.

Lebih lanjut Ajie Nung juga mengatakan bila membaca buku mungkin harus berulang – ulang kali agar bisa dipahami, namun dengan film orang lebih cepat nangkap dengan apa yang disampaikan. “Seumpama ketika seorang anak selesai nonton di bioskop, ditanya apa cerita filmnya maka anak itu langsung bisa mengulang cerita film nya. Tapi berbeda dengan membaca buku maka butuh berulang kali untuk memahami nya,”jelas Adjie Nung.

BACA JUGA:  Almira, Menjadi Penyanyi Karena Ingin Membahagiakan Ibundanya
salah satu adegan dalam film ‘Rindu Baitullah’ (Foto: Istimewa)

Adjie Nung juga ikut bermain dalam film ini yang berperan sebagai ustadz Nung dimana sesuai dalam kehidupan sehari –harinya. Tak hanya itu para pemain pun bukanlah diambil dari artis terkenal melainkan dari masyarakat biasa.

“Semua yang bermain di film ini nama dan tokohnya original dengan memakai nama asli, jadi semuanya apa adanya. Seperti pemeran tokoh utama Hana dimainkan Hanna Syalsabilla, sosok asli yang menjadi inspirasi,”pungkas Adjie Nung.

Ustadz Nur Anwar Amin – Produser Eksekutif saat memberikan keterang pers film ‘Rindu Baitullah’ di Masjid Istiqlal – Jakarta (Foto:Fah)

Selain Adjie Nung dan Hana Syalsabilla film yang rencananya tayang di bioskop pada 18 April 2018 mendatang ini juga diperankan oleh para alim ulama dan tokoh masayarakat. Mereka adalah Abuya KH. Nurul Anwar (Abuya, Pengasuh Pondok Pesantren), KH. Ahmad Rosyidi (Pengurus & Pembimibing KBIH), KH. Muhammad Natsir (Pembimibing KBIH), KH. Murdani Nadjib (Pembimibing KBIH), KH. M. Ahbab Akhfasy : (Pengurus & Pembimibing KBIH), Usth. Hj. Sholehah Noer Alie (Pengurus & Pembimibing KBIH), Usth. Hj. Ulfah Noer Alie (Pengurus & Pembimibing KBIH), Usth. Hj. Nurlaila Burhani (Istri Abuya), H. A. Wardi Murdani (Tokoh Masyarakat), Ust. Tajuddin : (Pembimibing KBIH), Ust. Ahmad Sarkowi (Pembimibing KBIH), Ust. H.M. Haril Rosyadi : (Pembimibing KBIH), H. Surya Wijaya, SH.,MM : (Camat Babelan), H. Najmuddin HM (Lurah Bahagia), H. Zaini Hana (Pegawai Pemda Kab. Bekasi), Ust. H. Ahmad Saikhu (Tokoh Masyarakat), Amin Idris (Tamu Ust. Saikhu) dan masih banyak lagi.Fah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *