Setelah berpengalaman memproduksi sejumlah Film Televisi yang ditayangkan di televisi – televisi, kini untuk pertama kalinya rumah produksi Tiga Visi Sinema (TVS) yang didirikan tahun 2016 lalu memproduksi film layar lebar berjudul ‘Moonrise Over Egypt’. Film yang berdurasi 113 menit ini menceritakan tentang kisah perjuangan pahlawan nasional H. Agus Salim dalam misi diplomatik Indonesia untuk memperoleh pengakuan kedaulatan RI di Timur Tengah pada tahun 1947.
Menurut Amir Sambodo, Produser Eksekutif TVS Films bahwa ‘Moonrise Over Egypt’ dibuat selain untuk menghargai perjuangan pahlawan Indonesia juga merupakan perjuangan diplomasi internasional yang pertama, tanpa perjuangan H. Agus Salim dan delegasi Indonesia pada saat itu maka Indonesia tidak diakui sebagai negara besar dan berdaulat.
“Ini tonggak sejarah pertama Indonesia yang betul – betul menjadi negara berdaulat dan diakui dalam kedaulatannya. Sejarah ini juga bisa dipelajari dan dinikmati untuk generasi muda Indonesia . Penampilan dalam film ini kita sesuaikan dengan selera generasi zaman now, tapi tidak keluar dari pakem sejarahnya. Film ini adalah berdasarkan kejadian sebenarnya tapi tentu saja kita tampilkan dalam sinematografi yang ada dramatisasinya,”jelas Amir disela – sela premier film ‘Moonrise Over Egypt’ di Epicentrum Jakarta (16/3).
“Moonrise Over Egypt adalah sebuah drama berlatar belakang pengakuan dunia inernasional atas lahir dan berdaulatnya Republik Indonesia yang rasanya belum diketahui oleh generasi muda zaman now,”sambung Adie Marzuki selaku Produser film Moonrise Over Egypt ini.
Amir juga menambahakn bahwa 40 % film Moonrise Over Egypt syuting nya di Kairo, Mesir dan mendapat dukungan penuh dari Kedubes Indonesia di Kairo, Helmy Fauzy.Namun demikian banyak persoalan – persoalan yang dihadapi nya, selain kondisi politik di Kairo sedang cukup panas juga perbedaan yang mencolok antara kondisi di tahun 1947 dengan sekarang ini.
”Sehingga kita harus merekontruksi terutama yang dinamakan Opera Square dan juga H. Continental nya yakni tempat H. Agus Salim selama 3 bulan lebih bersama Natsir Pamuntjak, H.M. Rasjidi dan lainnya tinggal di hotel tersebut. Nah di film ini kita kembalikan dan mencerminkan seperti ditahun 1947,”jelas Amir.
Sementara Emil Salim yang sebagai saksi sejarah mengomentari bahwa film Moonrise Over Egypt ini hendaknya dilihat dari satu titik perjuangan dimana suatu bangsa yang hanya modalnya proklamasi 17 Agustus 1945, namun kesatuan dari masyarakat dibelakang itu berhadapan dengan Belanda yang mengakui sebagai bagian dari kekuatan perang dunia kedua dengan pihak sekutu berhadapan Republik Indonesia.
“Indonesia tidak punya modal apa-apa untuk mengakui kedaulatannya, kecuali Proklamasi Kemerdekaan dan tokoh – tokoh salah satunya H. Agus Salim ini. Semoga film ini memberikan ilham bahwa bangsa ini terdiri dari kualitas – kualitas manusia yang tegar, tegak dan kokoh yang patut kita hargai sepanjang zaman,”papar Emil Salim.
Film yang disutradarai Pandu Adiputra ini dibintangi sederetan aktor dan aktris diantaranya Pritt Timothy (H. Agus Salim), Vikri Rahmat (AR. Baswedan), Satria Mulia (H.M. Rasjidi), drh. Ganda (Natsir Pamuntjak), Reza Anugrah (Zain Hasan), Bhisma Wijaya (Hisyam), Ina Marika (Zahra), Cynthia Cheye (Maryam), Mark Sungkar (El Noukrashy Pasha), James Dixon (Azzam Pasha) dan masih banyak lagi. Dalam kesempatan nonton bareng film Moonrise Over Egypt ini juga dihadiri para pejabat dan tamu undangan diantaranya Anis Baswedan (Gug. DKI Jakarta), Zulkifli Hasan(Ketua MPRRI), Airlangga Hartarto (Keua Umum Golkar), Meutia Hatta, Ahmed Amr Ahmed Manned (Dubes Mesir untuk Indonesia).Fah