Ronald Dharmaraja, Dirikan Komunitas Pondok Dewata Untuk Wisata Spiritual Dan Melestarikan Budaya Leluhur

Ronald Dharmaraja - Dalang Hati , Spiritualis
Ronald Dharmaraja – Spiritualis dan Pendiri Komunitas Pondok Dewata. (Foto : Fah)

Spiritualis yang dikenal dengan Dalang Hati, Ronald Dharmaraja sejak 2014 lalu mendirikan Komunitas Pondok Dewata yang fokus ke wisata spiritual. Selain mengenalkan budaya leluhur Indonesia komuninitas ini juga bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan cinta kebudayaan  serta agar masyarakat mengenal spiritual ini sifatnya universal. Seperti apa sih komunitas yang didirikan dan diasuh oleh lelaki yang bergelut dunia spiritual di tahun 1994 ini. Berikut petikan wawancaranya dengan Fahruddin dari Libertymagz.com beberapa waktu lalu di Kawasan Margonda Kota Depok.

Ronald Dharmaraja berasama anggota Komunitas Pondok Dewata. (Foto : Dok Pribadi)

Sejak kapan Anda sibuk dengan kegiatan wisata spiritual ini ?

Sebenarnya sudah sejak 4 tahun lalu wisata spiritual ini saya lakukan tapi fokusnya ini sejak tahun 2014 an lah. Wisata spiritual ini tergabung dalam komunitas Pondok Dewata yang saya dirikan dan saya asuh dibawah asuhan para sesepuh dari kaki Gunung Selamat Batu Raden Jawa Tengah. Nama Pondok Dewata ini karena saya seorang spiritualis kejawen dan saya suka wayang , selain itu juga ada hubungannya dengan leluhur  tapi Yang Maha Kuasa tetap segalanya. Dewa pun termasuk leluhur tapi Dewa itu di identikan dengan sesuatu yang tinggi yang juga pembawa kedamaian. Sebenarnya nama Pondok Dewata juga dari suatu petunjuk  dimana ternyata di kaki Gunung Selamat di Curug Jenggala itu dibuat tempat peristirahatan namanya Pondok Dewata di tahun 2017. Jadi kita ada hubungannya juga dengan disana.

Kalau boleh tahu sejak kapan berdiri nya komunitas Pondok Dewata ini dan saat ini sudah berapa banyak anggotanya ?Kegiatan apa saja yang dilakukan dengan Komunitas Pondok Dewata ini ?

Berdirinya  sekitar awal tahun 2014 dengan anggota nya kurang lebih sekitar hampir 40an orang baik dari Jakarta, Palembang, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi, Lampung, Bali  dan lainnya. Sebenarnya gagasan untuk mendirikan itu sudah lama tapi tanpa nama waktu itu kita sudah jalan. Kegiatan dalam Pondok Dewata ini selain melakukan wisata spiritual juga menerima konsultasi berbagai masalah kehidupan, meditasi, event – event pengobatan , ruwatan dan lainnya.

BACA JUGA:  FKPPAI Lantik Pengurus Baru 2022 - 2027, Eyang Ratih Emban Tugas Ketua Bidang Sosial dan Kebudayaan
Ronald Dharmaraja berasama anggota Komunitas Pondok Dewata. (Foto: Dok. Pribadi

Sejak  kapan Anda terjun kedunia spiritualis dan apa alasannya melakukan gebrakan wisata spiritual ini sedangkan Anda dikenal dengan seorang spiritual yang dikenal dengan julukan Dalang Hati ?

Terjun kedunia spiritualis sekitar tahun 1994 dan sepuluh tahun lebih bergelut lebih pada praktek dan hanya menrima pasien saja.Saya ingin buat terobosan baru ini dengan Komunitas Pondok Dewata  dengan wisata spiritual. Pastinya biar nggak monoton, selain itu juga setiap orang butuh refresing diri karena  kan kata wisata itu sendiri artinya  berkaitan dengan jalan- jalan. Tapi disini jalan- jalan nya beda tidak seperti biasanya, selain memang untuk menentramkan jiwa  juga permasalahan yang kita hadapi juga akan terselesaikan. Selain itu juga saat dalam perjalanan nya membuka wawasan dan cara pandang supaya kerah yang bersifat pencerahan. Karena dalam perjalanan ini terlihat karakter, keluh kesah maupun kehidupan masing – masing orang , sehingga kita bisa lebih mudah masuk untuk memberikan solusi tanpa melupakan hal – hal yang berkenaan pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ronald Dharmaraja berasama anggota Komunitas Pondok Dewata. (Foto : Dok Pribadi)

Anda kan sebagai pendiri sekaligus ketua Komunitas Pondok Dewata, adakah tim lainnya yang turut dalam komunitas ini ?Apa sih yang didapat dengan mengikuti wisata spiritual ini dan falitas apa saja dan berapa biaya nya ?

Kita menyebutnya dengan tim inti ya seperti dengan murid – murid saya sendiri diantaranya Prabu Kharisma, Jeng Saraswati, Topan Kasidi dan juga spiritualis lainnya . Pastinya pengalaman baru, mengasah yang ada dalam diri dengan spiritualnya dan mendapatkan jawaban – jawaban dan petuntuk menuju pencerahan.  Biasanya orang datang banyak masalah, perlu dilakukan ruwatan atau mandi, pembimbingan meditasi, pembangkitan potensi / penngisian sesuai yang diinginkannya dan juga mendapatkan pendampingan benda-benda bertuah yang disesuaikan kebutuhannya.  Untuk fasilitas nya selama mengikuti wisata spiritual ini diantaranya seragam, souvenir warisan budaya, penginapan, konsumsi, transportasi yang nyaman dan pastinya juga hasil yang memuaskan. Untuk biaya nya terbagi 2 yakni umum dan khusus berkisar antara 5 hingga 10 jutaan dan kalau hanya untuk mengikuti saja sekitar 3 jutaan.

BACA JUGA:  Kemeriahan Gebyar Supranatural 2022 Dengan Aksi Barongsai dan Kirab Budaya

Hingga saat ini sudah berapa kali kegiatan wisata spiritual di lakukan dan kalau boleh tahu sudah kemana saja ?Rencana kedepan kira – kira apa wisata spiritual nya ?

Pastinya sudah banyak dan untuk tempat nya kita memfokuskan ke sesepuh dulu di  Batu Raden Jawa Tengah, karena sesepuh ini sebagai juru rawat yang menemukan situs – situs purbalaka . Tempatnya pun untuk wisata luar biasa , kemudian dari sana itu ada petunjuk lanjutannya untuk napak tilas ke tempat lainnya, misalkan ke Dieng, Bromo, Kediri, Gunung Lawu, Batu Qur’an, Gunung Ardi Lawet, Gunung Salak, Gunung Arjuna dan lainnya. Kita juga pernah ke Bali dengan menelusuri Pure – Pure. Rencana saya punya program dengan mengunjungi 7 gunung , karena 7 ini melambangkan kalau di Jawa pitulungan artinya ada pertolongan antara manusia dari Gusti Yang Kuasa. Dan kita fokuskan ke solusi kehidupan bagi yang banyak yang punya masalah.

Ronald Dharmaraja berasama anggota Komunitas Pondok Dewata. (Foto : Dok. Pribadi)

Ada  syarat – syarat khusus untuk mengikuti wisata spiritual ini ?Apa saja yang perlu dibawa untuk mengikuti wisata spiritual ini ?

Sebenarnya nggak ada, tapi sebaiknya tidak diperuntukkan anak dibawah 12 tahun karena kan masih didalam pengawasan . Selain itu juga wisata spiritual ini menaiki medan – medan yang ekstrem juga. Sebenarnya hanya membawa diri saja dengan satu niat dan tujuan serta keyakinan, dan kita juga lintas agama, jadi yang ikut dalam wisata spiritual ini agama apa aja boleh.

BACA JUGA:  H. Puspo Wardoyo, Pemilik Restoran Wong Solo “Bekerja Adalah Jihad, dan Banyak Istri, Banyak Anak, Banyak Rezeki.”

Apa visi dan misi didirikan nya Komunitas Pondok Wisata ini ?Selama ini Anda melihat budaya Indonesia ini seperti apa sih ?

Pastinya untuk melestarikan kebudayaan , mengembangkan cinta kebudayaan  dan agar masyarakat mengenal spiritual ini sifatnya universal. Jadi kita ini lintas agama dimana bisa terjalin persahabatan dan saling mutualisme. Budaya Indonesia sangat bagus sekali dan sangat luar biasa diantara negara- negara lain. Budaya kita ini begitu luas dan beraneka ragam dan yang terpenting tidak membuat orang terkesan dan terlarut sisi negatif nya tapi diharapkan dapat mengembangkan kesan – kesan positifnya. Dari keanekaragaman ini  pastinya menimbulkan suasana persahabatan  dan kebhinnekaan.

Ronald Dharmaraja berasama anggota Komunitas Pondok Dewata. (Foto : Dok. Pribadi)

Saat ini kan yang kita tahu banyak juga komnitas – komunitas spiritual di Indonesia. Kalau boleh tahu apa yang membedakan komunitas Pondok Dewata ini dengan komunitas lainnya dalm wisata spiritual ini ? Biasanya dalam wisata spiritual ini berapa kali di lakukan dalam sebulan?

Perbedaannya dari sisi perjalanannya yakni acara yang kita kemas dimana orang – orang yang mengikuti ada satu kelegaan artinya merefresing diri dan melupakan beban masalah yang saat itu dihadapinya serta lebih mendekatkan kearah solusi. Selain itu juga sudah pasti akan merasa puas karena dalam perjalanannya  kita bukan hanya satu tempat saja tapi banyak tempat yakni 5 atau 6  tempat.  Biasanya kita lakukan secara rutinitas wisata spiritual ini sebulan sekali, walaupun tidak banyak  tetap kita berangkat.Fah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *